Judul di atas terinspirasi
dari video-video yang saya tonton bersama teman-teman satu angkatan psikologi
tadi sore dengan dosen yang saya hormati Ibu Egi. Video-video yang di
tampilakan sangat bermanfaat, begitu menginpirasi dan memberi nutrisi batin
setiap orang yang melihatnya. Saya merasa sangat kagum dengan orang-orang yang
ada dalam video tersebut, dengan keterbatasan mereka, tak ada yang tak mungkin
untuk bisa dilakukan, bahkan sangat luar biasa.
Saya merasa perlu membagi
kisah yang saya lihat sekilas disalah satu di video tersebut, yang
dipersembahkan oleh Ibu Egi. Agar semua orang dapat kembali mengisi kekosongan
hati yang lapar akan semangat hidup, perjuangan, dan pantang menyerah.
Berikut ini adalah kisah
seorang anak yang mengalami kecelakaan yang saya kutip dari Team Penulis Andriewongso.com,
pada kisah ini bukanlah akhir dari hidupnya melainkan awal perjuangannya.
Sumber gambar: http://www.andriewongso.com/awartikel-3112-AW_Inspirational_Video-Qian_Hongyan,_Semangat_si_Bocah_Cacat
Apa yang kita lihat diatas adalah foto asli
seorang anak berusia belasan di china bernama Qian Hongyan. Ujian
yang mahaberat untuk seorang anak yang baru melihat dunia beberapa tahun yang
lalu ini sangatlah menyentuh hati nurani kita. Di usianya yang
masih sangat dini yakni tiga tahun (tepatnya pada bulan Oktober 2000) ia
mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan separuh tubuhnya hingga batas
pinggang harus diamputasi. Kondisi itu diperparah lagi dengan keadaan ekonomi
orangtua Qian yang tidak berkecukupan. Karena itu, keluarga gadis cilik yang
tinggal di Zhuangxia, China itu tak mampu memberikan kaki palsu untuk Qian. Sebagai gantinya, keluarga tersebut menyangga tubuh
Qian dengan potongan bola basket. Sebuah solusi yang jauh dari kata nyaman,
seperti kaki-kaki palsu lainnya.
Tidak dapat kita bayangkan,
jika kondisi kita seperti apa yang di alami oleh Qian, tentu pukulan telak
dalam keberlangsungan hidupnya nanti. Dan tak terbayangkan apa yang bisa
kita lakukan tanpa kaki, tanpa kesempurnaan tubuh ini?
Dengan masalah sehari-hari saja terkadang kita masih banyak
kebodohan-kebodohan yang kita lakukan. Seperti melakukan segala hal yang kurang
bermaanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain, membuang-buang waktu, berbicara
yang tidak baik, berprilaku yang tidak baik, bahkan berpikiran yang tidak
seharusnya. Tak terhitung masalah yang kita timbulkan, yang tidak jarang
membuat diri kita sendiri atau orang lain pusing karenanya. Apa lagi dengan
masalah yang dihadapi Qian, tak mampu rasanya melihat kondisi seperti itu,
butuh hati yang suci, semangat, perjuangan yang mahabesar untuk menghadapinya.
Meskipun demikian Qian membuktikan dirinya bahwa ia bukanlah manusia yang mudah
menyerah.
Sumber foto: Sumber gambar:
http://www.andriewongso.com/awartikel-3112-AW_Inspirational_Video-Qian_Hongyan,_Semangat_si_Bocah_Cacat
Sumber foto: Sumber gambar:
http://www.andriewongso.com/awartikel-3112-AW_Inspirational_Video-Qian_Hongyan,_Semangat_si_Bocah_Cacat
Hingga, suatu ketika ia mendatangi sebuah
pertandingan olahraga nasional yang diselenggarakan di Kunming pada bulan Mei
2007. Disanalah awal semangat untuk mendunia itu mencul.
Saat itu,
Qian setiap hari menyaksikan perjuangan beberapa atlet cacat yang ikut
menyemarakkan pertandingan. Melihat perjuangan rekan senasib yang bertubuh
cacat, hati Qian pun tergerak. Jika orang lain mampu berprestasi di bidang
olahraga meski dengan tubuh cacat, mengapa dia tidak melakukan hal yang sama?
Pikiran itulah memunculkan cita-cita Qian Hongyan untuk ikut menjadi seorang
atlet.
Maka, selepas
acara olahraga nasional tersebut, tekad Qian segera diwujudkan dengan bergabung
di sebuah klub renang khusus. Tekad itu didukung sepenuhnya oleh orangtua Qian.
Maka, mereka pun mendatangi Zhang Honghu, seorang pelatih yang terkenal banyak
menjadikan perenang cacat sebagai juara di kejuaraan renang. Qian meminta
kesempatan kepada Zhang untuk dilatih menjadi seorang seorang juara.
Zhang yang
dikenal sebagai pelatih bertangan dingin hanya mengatakan bahwa semua
tergantung pada kemauan dan tekad Qian. Sebab, menurutnya, dengan kekurangan
separuh tubuh yang tak dimilikinya, agak sulit bagi Qian untuk berenang dengan
hanya mengandalkan kedua lengannya. Tetapi, tekad sangat kuat Qian rupanya
berhasil memikat Zhang. Maka, ia pun memberikan porsi latihan khusus bagi Qian
agar lebih mampu menyeimbangkan kedua bahu dan lengannya.
Kepercayaan
Zhang pun dijawab dengan kesungguhan Qian. Dengan porsi latihan cukup berat, apalagi
dengan kesulitan yang dialami sejak awal latihan, Qian tak pernah sekali pun
mengeluh. Baginya, impian untuk menjadi atlet adalah cita-cita yang tak boleh
padam. Dalam sehari, setidaknya jarak 2000 meter ditempuh Qian di arena air
untuk melatih otot-ototnya. Selain itu, latihan lain seperti sit-up, mengangkat
beban, hingga berbagai jenis latihan dilakukannya dengan bersemangat.
Semangat
inilah yang membuat Qian kini dikenal di seantero China dan bahkan dunia. Kisah hidup
dan tekad kuatnya telah menginspirasi banyak orang agar mampu mendobrak segala
keterbatasan. Kisah Qian banyak dimuat di berbagai media baik cetak maupun
online sehingga mengangkat namanya. Kini, ia ingin mendunia dengan usahanya
mewakili China
pada tahun 2012 pada kejuaraan renang di olimpiade khusus orang cacat.
Tak tanggung-tanggung, Qian mematok target menjadi juara dunia renang pada
kejuaraan olimpiade tersebut. Dia bekerja keras untuk mewujudkan impiannya
tersebut. Jika melihat kesungguhan dan tekadnya, sepertinya impian itu tak
mustahil untuk dicapai. Sebab, sejatinya kesungguhan dan tekad kuat yang
dilandasi kerja keras akan mampu menaklukkan segala tantangan.
Dari cerita
ini kita dapat memetik banyak hal yang harus kita jadikan nutrisi semangat
hidup kita. Janganlah pernah berkata tak mungkin atau mustahil. Apa yang kita
lakukan dengan semangat, pantang menyerah dan perjuangan, buktikanlah
cita-citamu bahwa AKU BISA!
Apakah yang dimaksud dengan
kepribadian yang sehat?bagaimana sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian
yang sehat?dan apakah anda adalah pribadi yang sehat?
Mungkin ini adalah pertanyaan
yang sangat menarik untuk dibahas dalam suatu pandangan yang mewakili
pertanyaan dari banyak orang.
Kepribadian adalah kata yang
begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang bisa dinilai dari
kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang dalam berbagai
keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak ada suatu
kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah dilontarkan.
Menurut allport (1937) ia menemukan bahwa ada hampir 50 definisi berbeda yang
digolongkannya kedalam sejumlah kategori. Allport sendiri memandang
“kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya”.
Sehat merupakan bagian dari
harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah dari Sang
Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga sehat dapat
di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang sadar akan hal
tersebut.
Dalam kesempatan kali ini akan
dibahas pandangan Erich Fromm mengenai kepribadian sehat. Kepribadian yang
sehat secara akademisi di pelajari secara mendalam pada psikologi pertumbuhan,
yang didalamnya terdapat model-model kepribadian sehat.
sumber gambar: qualcosacheleggo.it
Erich Fromm yang pernah
menuliskan “kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan
keperluan-keperluan masyarakat dimana kita hidup”. Karena kekuatan-kekuatan
sosial dan kultur begitu penting, fromm percaya bahwa perlu menganalisis
struktur masyarakat. Jadi kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan
mengubah kepribadian manusia. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak
sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau mengambat pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan suatu
gambaran yang jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian
mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku
dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Akan tetapi ada salah satu
pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar menghasilkan
sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari individu, yakni diri.
Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi
mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi semua
kapasitas mereka.
Pengertian dasar dari
teori fromm
Fromm adalah seorang
teoretikus kepribadian yang handal, beliau sangat dipengaruhi oleh
tulisan-tulisan Karl Marx. Tulisan-tulisan fromm dipengaruhi oleh
pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusasteraan dan
filsafat. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa kesendirian
dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan
isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang hal itu adalah situasi
khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari ikatan-ikatan primer dengan orang
tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa terisolasi dan tak berdaya.
Dalam teorinya tentang
irasionalitas manusia, fromm mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri
tentang kepribadian dalam suatu seri buku-buku yang sangat populer pada saat
itu. Sistemnya menggambarkan kepribadian sebagai suatu yang ditentukan oleh
kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan
juga oleh kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan
spesies manusia.
Fromm menulis “kita adalah
orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan masyarakat di
mana kita hidup ”. karena kekuatan sosial dan kultural begitu penting, from
percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat (masa lampau dan sekarang)
dikarenakan memahami struktur anggota-anggota individu dalam masyarakat itu.
Jadi, kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian
manusia. Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya dengan individu.
Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan
yang membantu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
positif.
Fromm melihat kepribadian
hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan
jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri
dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana
baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Kerena itu
kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha individu jika
dibandingkan dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana suatu
masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat tidak sehat
atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam
anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap
individu. Suatu masyarakat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta
satu sama lainnya, menjadi produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus
tenaga pikiran dan objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu
yang berfungsi sepenuhnya.
Fromm percaya bahwa kita semua
memiliki suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan
kesejahteraan emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk kehidupan yang
produktif, untuk keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya kesempatan,
kecenderungan yang diwariskan ini akan berkembang, yang memberikan individu
berkembang untuk menggunakan sepenuhnya potensi yang ada.
Menurut fromm, kita adalah
makhluk yang unik dan penyendiri. Sebagai akibat dari evolusi hewan yang
sederhana, kita tidak bersatu dengan alam; kita telah mengatasi alam. Tidak
seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terkait pada
mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi perbedaaan yang sangat penting
antara manusia dengan binatang adalah terletak pada kemampuan kita akan
kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan suatu
gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian mencintai
seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau
pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian
yang sehat: orientasi produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan
kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri
dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm
menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia
dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi tambahan dalam
kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm
dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah cinta yang
produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
Cinta yang produktif
adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat
mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita
tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab,
respek, dan pengetahuan.
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan,
dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat
terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan
memperhatikannya.
Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
Suara hati memiliki
dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan
seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan
Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Sebagai organisme yang hidup
dan terus tumbuh, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis
dasar akan rasa lapar, haus, dan seks yang mebdorong semua organisme. Selain
kita fleksibel dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan ini, kebutuhan-kebutuhan
tersebut juga tidak berbeda antara diri kita dan binatang-binatang yang lebih
rendah dan tidak begitu penting dalam mempengaruhi kepribadian manusia.
Apa yang penting dalam
mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak
memiliki oleh hewan-hewan yang lebih rendah atau sederhana. Semua manusia itu
sehat dan ada juga yang tidak sehat hal ini di dorong oleh kebutuhan-kebutuhan
tersebut; perbedaanya terletak antara cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini
terpuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis
secara kreatif dan produktif. Orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan
dengan cara irasional.
Fromm mengemukakan lima
kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1.hubungan
manusia menyadari hilangnya
ikatan utama dengan alam dan dengan satu
sama lainnya. Kita mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan
tak berdaya. Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan
orang-orang lain; kita harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka
untuk menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa
pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat
penting untuk kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan
penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan
dalam memuaskan kebutuhan ini.
Dalam sistem fromm, orang-orang
yang tidak dapat mengamati dunia secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya
menurut proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan
kehilangan seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang
penyakit jiwa.
2.trasendensi
trasendensi berhubungan erat dengan
kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi
peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan
kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong
untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari
kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan
(anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia mengatasi kodrat eksistensi
yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud
dan kebebasan.
3.berakar
hakikat dari kondisi manusia
seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan ikatan-ikatan
utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya, jelas merupakan
kondisi yang amat berat.
Cara yang ideal ialah
membangun suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu perasaan
keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan
solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk
yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
Fromm mengemukakan suatu cinta
yang berfokus pada negaranya sendiri mengeluarkan cinta untuk negara orang lain
dan ini merupakan suatu bentuk pemujaan berhala, bukan atas nama cinta.
4.perasaan identitas
manusia juga membutuhkan suatu
perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas menempatkannya
terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya tentang dia, siapa dan apa.
Cara yang sehat untuk memenuhi
kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan suatu perasaan
tertentu tentang identitas diri.
Orang-orang yang mengalami
individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih
mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh
orang-orang lain.
5.kerangka orientasi
bersambung dengan pencarian
suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of reference atau konteks dengan mana seseorang
menginterprestasikan semua gejala dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu
gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua
peristiwa dan pengalaman.
Dasar yang ideal untuk
kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk
mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung
dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif, untuk
menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa
subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Kita telah membicarakan
cara-cara yang sehat dan tidak sehat dari pemuasan lima kebutuhan dalam teori
Fromm. Teori ini telah memberikan kita suatu ide tentang kodrat kepribadian
yang sehat.
Dari uraian sederhana diatas
dapat disimpulkan bahwa kepribadian sehat adalah milik dari setiap individu,
pada dasarnya manusia dilahirkan dalam kondisi yang bahagia didalam keadaan
menyakitkan sekalipun. Pribadi yang sehat terdapat di setiap insan manusia yang
mau menerima kekurangan dan kelebihan dengan penuh bahagia serta menyadari arti
kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Maka dari itulah kepribadian yang sehat
itu muncul.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan kepribadian sehat, mohon maaf jika ada salah dalam penulisan dan akhir kata saya ucapkan ...
sumber gambar : indrapangestu.com
Sumber :
Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Kanisius.
Yogyakarta.
Hall S, C .,& Lindzey, G. 1993. Teori-Teori
Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta.
Kematian adalah subyek yang
kebanyakan orang tidak suka untuk mendengar, membicarakan, atau bahkan
memikirkannya. Jelas hal ini memberikan suatu pertanyaan, “mengapa??”
Terlepas dari semua itu suka
atau tidak suka, setiap orang dari kita semua pasti akan mengalami kematian
atau meninggal dunia. Dan bahkan sebelum kita mengalami kematian, sudah berapa
banyak kita telah menyaksikan orang lain atau salah satu anggota keluarga kita
yang mendahului kita semua. Kematian adalah realitas, atau suatu fakta yang
nyata. Dengan demikian apakah kita tetap menutup hati dan pikiran akan hal ini?
Dari tulisan ini mari kita coba mendekati apakah kematian itu sebenarnya dan
bagaimana kita menghadapinya.
Mungkin rasa tidak nyaman kita
terhadap kematian disebabkan kita berpikir bahwa kematian akan menjadi
pengalaman yang sangat menakutkan, kegelapan, alam kubur yang lembab,
menyakitkan dan masih banyak lagi. Terlepas dari semua itu sebaiknya kita
memandang kematian sebagai awal untuk mengintropeksi diri, kesadaran akan
hal-hal yang penting di kehidupan ini, janji terhadap kepercayaan spiritual
yang kita percayai masing-masing dan waktunya untuk mendalami cinta kasih.
Mari kita ambil contoh dari
IntaMcKimm, direktur Buddhist Center di Brisbane, Australia. Inta meninggal
karena kanker paru-paru pada bulan Agustus 1997. dua bulan sebelum kematiannya
dia menulis surat kepada guru spiritualnya, Lama Zopa Rinpoche : “walau saya
mati, ini adalah waktu yang paling bahagia didalam kehidupan saya... kerena
sebuah kehidupan yang lama tampak begitu keras, begitu sulit. Namun ketika
mengenal kematian dengan benar, kehidupan ini berubah menjadi kebahagiaan
terbesar. Saya tidak ingin seseorang kehilangan kebahagian pada saat
kematiannya, kebahagian besar yang datang dengan cara mengenal ketidakabadian
dan kematian. Ini cukup mengejutkan dan di luar dugaan dan benar-benar sangat
membahagiakan. Ini adalah kebahagiaan terbesar dari seluruh kehidupan saya,
petualangan yang besar dan pesta terbesar.”
Inta menghabiskan beberapa
bulan terakhir dari hidupnya dengan mengabdikan dirinya pada praktek spiritual.
Pada saat kematiannya, pikirannya damai, dan dia di kelilingi oleh keluarga dan
teman-temanya yang berdoa untuknya.
Disini kita akan berpacuan
pada perspektif Buddhisme yang banyak memiliki pandangan mengenai kematian.
Kematian adalah sesuatu yang alami
merupakan bagian yang tak terhelakan dari sebuah kehidupan manapun di
dunia ini. Kadang-kadang orang berpikir kematian sebagai suatu hukuman untuk
hal-hal yang buruk yang pernah kita lakukan, atau sebagai suatu kegagalan atau
kesalahan. Faktanya adalah kematian adalah bagian yang tak terpisahkan dari
alam. Contoh sederhana yang di ajarkan alam kepada kita tentang kematian adalah
seperti matahari terbit dan akhirnya tenggelam, seperti musim yang datang dan
silih berganti, seperti bunga-bunga yang indah namun akhirnya harus layu dan
mengering. Semua ini adalah kehidupan selama beberapa waktu saja dan akhirnya
pun harus meninggalkannya.
Christine longaker, seorang
perempuan Amerika, yang memiliki pengalaman kerja menangani orang meninggal
selama lebih dari dua puluh tahun, telah memformulasikan empat tugas yang akan
membantu kita untuk menghadapi kematian, dan menjalani kehidupan secara penuh
dan berarti. Keempatnya adalah:
memahami
dan mentransformasikan penderitaan. Secara mendasar ini berarti bersedia
menerima sebagai suatu masalah, kesulitan-kesulitan, dan
pengalaman-pengalaman yang menyakitkan. Bagian ini tak terpisahkan dari
kehidupan dan belajar menanggulangi akan hal itu. Kita dapat belajar
menanggulangi penderitaan yang lebih kecil, sebagaimana kita menjalani
kehidupan maka kita akan mampu menanggulangi penderitaan, penderitaan yang
lebih besar dengan lebih baik pada saat menghadapi kematian nanti.
menjalani
suatu koneksi, memulihkan hubungan dan melepaskan (tidak terikat). Tugas
ini mangacu pada hubungan kita dengan orang lain, secara khusus keluarga
dan teman-teman. Hal-hal penting yang harus kita lakukan adalah belajar
dari berkomunikasi secara jujur, welas asih dan tanpa keakuan, dan
menyelesaikan masalah dengan orang lain (jika ada) yang belum
terselesaikan.
mempersiapkan
diri secara spiritual untuk menghadapi kematian. Christine menulis:
“setiap tradisi keagamaan menekankan bahwa mempersiapkan diri secara
spiritual untuk menghadapi kematian adalah penting sehingga seseorang
melaksanakan praktek mendarah daging dengan begitu dalam sehingga dia
menjadi bagian dari daging dan tulang kita, respons reflektif kita
terhadap setiap situasi dalam kehidupan, termasuk pengalaman-pengalaman
dari penderitaan kita.”
menemukan
arti kehidupan. Banyak orang menjalani kehidupan tanpa suatu gagasan yang
jelas mengenai apa tujuan dan arti kehidupannya. Kurangnya kejernihan
mengenai hal ini dapat menjadi suatu problem ketika seseorang menjadi bertambah
tua dan semakin dekat dengan kematian sebab seseorang akan semakin lemah
dan lebih bergantung pada orang lain. Maka perlu menyelidiki
pertanyaan-pertanyaan semacam ini, “apa tujuan hidup saya? Mengapa saya
berada di sini?apa yang penting dan tidak penting?”
Sesungguhnya tulisan ini hanya
sebagian titik dari sebuah maha karya lukisan yang menggambarkan kematian.
Masih perlu kita sadari bahwa sebuah kematian adalah titik awal dari proses
belajar kehidupan, masih banyak embun tetes air yang perlu kita serapi kedalam
kesadaran hidup ini. Saya berharap dengan inspirasi sederhana ini kita semua
dapat menerima kematian dan tidak begitu takut terhadapnya, baik kematian
terhadap diri sendiri maupun kematian orang lain. Jadikan diri kita penuh
damai, sadar dan bijaksana dalam menyikapi kematian.
Daftar Pustaka: Khadro, Sangye Ven. 2007.
Menghadapi Kematian. Dian Dharma, Jakarta.
Sumber-sumber gambar : bestfun2010.blogspot.com, blogpsikologi.com,
inda-n-f-fpsi07.web.unair.ac.id, multiperspectivepalmreading.com.
Psikologi adalah ilmupengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Secara arafiah,
psikologi adalah berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu (Psychē yang
berarti jiwa) dan (logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi
dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Demikian pengertian
secara umum yang dimuat oleh Wikipedia.
Psikologi sangat erat
kaitannya dengan perilaku dan jiwa yang berhubungan dengan lingkungan, hal ini
lingkungan memiliki banyak bagian yang mewarnai ilmu terapan ini. Psikologi
juga banyak cabang-cabang lain yang mendukungnya seperti psikologi
perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, dan masih banyak
cabang ilmu psikologi lainnya.
Buddhisme juga
mempunyai peranan besar dalam bidang psikologi. Dikatakan bahwa Buddhisme
adalah sains mengenai pikiran. Buddha, jauh sebelum Aquinas atau Heisenberg,
menekankan keunggulan akan pikiran dalam persepsi dan “penciptaan” realitas.
Salah satu konsep
sentral dalam Buddhisme adalah gagasan tentang “segala sesuatu diciptakan dari
pikiran”. Perbedaan apapun antara subyek dan obyek adalah ilusi dan
dipilah-pilah oleh kesadaran yang diskriminatif. Dalam Avatamsaka Sutra bab 20,
Buddha menggunakan sebuah metafora yaitu “Pikiran adalah seperti seorang artis
yang melukis seluruh dunia… bila seseorang mengetahui cara kerja pikiran
sebagaimana ia secara universal menciptakan dunia…”.
Kita berpikir bahwa
seseorang sedang melakukan observasi terhadap alam, tetapi apa yang kita
observasikan adalah pikiran kita sendiri yang sedang bekerja, kita adalah
subyek dan obyek dari metodologi kita sendiri. Lagi pula, pikiran ini
melingkupi keseluruhan alam semesta; tidak ada yang berada di luar pikiran dan
tidak ada apa pun yang tidak dikandung oleh pikiran, menurut Buddha.
Di dalam kitab Abhiddhamma
dan kitab aliran Yogacara seperti Samdhinirmocana Sutra dejelaskan secara
terperinci mengenai berbagai macam kondisi pikiran dan kategori kesadaran.
Tidaklah mengherankan bila banyak Neuroscientist
dan Psychotherapist terkemuka
didunia menjadi pelopor dalam mempelajari agama Buddha untuk di gunakan dalam
studi seperti terapi untuk gangguan tidur, penyembuhan terhadap pemikiran dan
bentuk-bentuk mental yang negatif, pemahaman terhadap proses terjadinya mimpi,
tidur dan proses kematian.
Menurut salah satu
aliran pemikiran buddhisme yaitu aliran Yogacara, menyebutkan dunia ini adalah
manifestasi dari pikiran itu sendiri. Dunia dan alam semesta yang kita amati
ini sesungguhnya merupakan proyeksi tiga dimensi dari pikiran kita sendiri.
Fenomena yang kita persepsikan sebagai realita bukanlah realita absolute karena
masing-masing individu memproyeksikan dimensi pikirannya sehingga tidak ada
realitas tunggal yang berlaku untuk semua orang. Masing-masing individu telah
mendistorsikan realita tersebut dengan kacamata berwarna yang diciptakan dari
benih energi karma individu pada pengalaman kehidupan sebelumnya. Hal ini
dibahas oleh Michael Talbot dalam bukunya Holographic
Universe dan B. Alan Wallace dalam dua bukunya yang bejudul The Taboo of Subjectivity dan Choosing Reality. Talbot mengupamakan
alam semest tidak lebih nyata dibandingkan sebuah hologram yang merupakan suatu
gambar tiga dimensi yang diproyeksikan kedalam ruang (space) pikiran kita.
Talbot, dalam bukunya berjudul Mysticism
and The New Physics, mengatakan : “kesadaran manusia mempengaruhi
realitas”.
Dalam kaitanya
psikoterapi dan neurosains, Dr. Carl G. Jung, seorang psikologi Analitik dan
pelopor Psikologi Modern, telah menunjukan bahwa psikologi analitik sangat
dekat persamaannya dengan metode Buddhisme yang esensinya terkait dengan
masalah asal datangnya penderitaan, metode dalam mengatasinya, kategori mental states, dan pemahaman mendalam
mengenai kesadaran (consciousness)
Mark Epstein, dalam
bukunya yang berjudul Thoughts Without a Thinker, berusaha menggabungkan ilmu
kejiwaan barat dengan ajaran Buddha. Dalam bukunya, disebutkan bahwa
ingatan-ingatan yang hilang, emosi-emosi yang menyakitkan, pandangan-pandangan
khayal, dan nafsu untuk menghancurkan, dapat ditemukan akarnya.
Buddhisme mengajarkan
tentang bermeditasi untuk mencapai pandangan, perbuatan dan ucapan benar.
Meditasi dalam buddhisme tidak seperti kebanyakan orang awam mengetahuinya,
mediatasi berintikan kesadaran konsentrasi pada berbagai objek meditasi yang
dapat di pilih dan sesuai. Salah satu metodenya adalah meditasi relaksasi
disebut sebagai latihan relaksasi dan penanaman untuk berpikir positif disebut
sebagai strategi kognitif, yang kemudian didefinisikan sebagai “metode belajar
untuk meningkatkan pikiran positif dan menurunkan pikiran negatif untuk
mengenali pikiran irasional dan mengubahnya, serta untuk menggunakan pelatihan
diri guna menangani situasi bermasalah”.
Sebagai contoh dari
pikiran negatif adalah perasaan marah. Setelah kita mengetahui perasaan marah
dengan meditasi penembusan, maka kekuatan dari emosi kemarahan akan berkurang
dan suatu saat akan hilang. Semakin kita mengenali suatu pikiran negatif,
semakin sulit bagi pikiran negatif itu untuk berkembang dan melumpuhkan pikiran
kita menjadi kacau. Jadi menurut psikoterapi versi buddhisme, kita harus berani
menghadapi musuh dan berusaha mengenalinya sehingga suatu hari musuh tersebut
menjadi teman baik kita.
Sebenarnya masih banyak
korelasi antara Buddhisme dengan Psikologi, ini adalah sebagian tulisan yang di
rangkum berdasarkan sumber yang ada. Dari pemaparan diatas ilmu pengetahuan
tidak bisa dikatakan berdiri sendiri namun banyak korelasi didalamnya sehingga
membentuk ilmu pengetahuan yang kompleks dan berbobot. Ada satu kalimat yang
bisa mewakili tulisan kali ini yaitu “pikiran adalah pelopor segalanya, maka di
waktu tinggal bersama teman berhati-hatilah dengan ucapan tetapi sewaktu
tinggal sendirian, berhati-hatilah terhadap pikiran” demikian atas tulisan yang
mencoba memperlihatkan ke eratan psikologi dengan Buddhisme, terima kasih telah
mengunjungi blog ini kritik dan saran sangat mengapresiasikan tulisan ini dan
pribadi saya, mohon maaf atas segala kekurangannya dan semoga bermanfaat untuk
kita semua.
Daftar Pustaka: Taniputera, Ivan. 2003.
Sains Modern dan Buddhisme. Karaniya. Jakarta.
Didunia ini manusia adalah
makhluk yang bisa dikatakan mendekati sempurna, dibanding dengan makhluk hidup
lainnya. Manusia diberikan kesempatan pada kehidupan ini untuk bisa
mengembangkan potensial dirinya melalui apapun yang bisa dijadikan pelajaran
hidup yang berharga untuk dirinya. Begitu banyak ilmu pengetahuan yang muncul
dari zaman ke zaman, dan begitu banyak ilmuan dan penemu yang bermunculan
dengan pandangannya serta temuannya. Hal ini tanpa disadari membuktikan bahwa
manusia adalah makhluk yang bijaksana, tidak ada satupun manusia di dunia ini
yang tidak memiliki kebijaksanaan dalam dirinya. Hanya saja tergantung
bagaimana menyadari, menggunakan dan menghargai kebijaksanaan dalam diri ini.
Kebijaksanaan manusia
sangatlah lengkap yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya, yakni memaknai
arti persahabatan antar manusia. Persahabatan tidaklah sama dengan pertemanan,
persahabatan memiliki komposisi yang sangat lengkap diantaranya kesetian yang
tidak perlu di pertanyakan lagi tentang kekuatannya dalam suka ataupun duka.
Tentu bukan hanya sekedar kesetian saja yang memperkuat persahabatan, apa
sajakah kandungan dari persahabatan itu dan bagaimana kita mengambil kekuatan
dari persahabatan. Berikut ini adalah cerita yang bisa menggambarkan tentang
persahabatan. Kisah persahabatan antara seekor harimau dangan seekor singa,
yang berjudul “Angin dan Bulan”.
“Angin Dan Bulan”
Sumber gambar : tamandharma.com
Dahulu kala, seekor singa dan
seekor harimau tinggal bersama didalam sebuah gua. Mereka berdua berkawan
sangat akrab. Meski tampaknya aneh bagi kita, mereka tidak berpikir bahwa
persahabatan mereka tidak biasa. Ini disebabkan karena mereka telah bertemu
ketika mereka masih sangat muda untuk mengetahui perbedaan antara singa dan
harimau. Disamping itu, mereka juga tinggal di pegunungan yang damai. Ini
mungkin berkat pengaruh seorang Pertapa hutan yang ramah yang tinggal di dekat
sana. Beliau adalah seorang pertapa, yang hidup jauh dari keramaian.
Suatu hari, karena beberapa
alasan yang tidak jelas, dua sahabat tersebut terlibat dalam suatu perdebatan
yang lucu. “setiap orang tahu bahwa udara dingin datang ketika bulan berubah
dari bulan penuh kebulan baru!” kata harimau. “Dari mana kamu mendengar omong
kosong seperti itu?setiap orang tahu bahwa udara dingin datang ketika bulan
bertambah besar dari bulan baru menjadi bulan penuh!”bantah si singa.
Perdebatan ini menjadi semakin
panas. Dengan segera, mereka mulai memanggil dengan nama masing-masing! Mereka
tidak mencapai kesepakatan untuk mengatasi perselisihan mereka yang semakin
berkembang karena tak ada yang meyakinkan. Jadi, mereka memutuskan mendatangi Pertapa
hutan yang terpelajar untuk menolong mereka menyelesaikan permasalahan ini.
Ketika mereka sampai di tempat
kediaman pertapa yang penuh kedamaian itu, kediua sahabat tersebut menunduk
dengan penuh hormat sebelum menanyakan pertanyaan mereka. Pertapa yang ramah
itu merenung selama beberapa saat, kemudian memberikan jawabannya. “dingin
dapat terjadi dalam beberapa fase bentuk bulan,dari bulan baru ke bulan penuh
dan kembali menjadi bulan baru lagi. Adalah angin yang menyebabkan dingin, baik
angin dari barat atau utara maupun timur. Maka dari itu, kalian berdua ada benarnya!
Jadi tiada diantara kalian yang terkalahkan oleh yang lain. Yang paling penting
adalah hidup tanpa perselisihan, tetap bersatu. Karena persatuan adalah yang
terbaik dalam semua situasi.”
Si singa dan harimau berterima
kasih kepada pertapa bijaksana itu. Mereka bahagia bahwa mereka masih tetap
bersahabat.
Pesan moral yang ingin
disampaikan pada cerita ini adalah persahabatan dan persatuan yang sebenarnya
memberikan kabaikan dalam berbagai situasi dan kondisi apapun.
Ada satu cerita lagi yang bisa
menginspirasikan kita semua tentang kekuatan dari persahabatan yang berjudul
“Sahabat Terbaik”. Mengisahkan seekor gajah jantan dengan seekor anjing kecil.
“Sahabat Terbaik”
Sumber gambar:
jatakakatha.wordpress.com
Pada suatu ketika hiduplah
seekor gajah jantan yang dirawat dengan baik. Ditempat yang sama dengan gajah
ini, tinggalah seekor anjing liar yang kurus dan tidak terawat. Kelaparan
menyebabkan ia tertarik oleh nasi manis, makanan gajah itu. Si anjing kecil itu
suka sekali menyelinap ke kandang sang gajah dan memakan nasi manis yang lezat
yang jatuh dari mulut sang gajah. Anjing itu sangat menyukai nasi tersebut
sehingga ia tidak lagi mencari makanan di tempat lain. Gajah besar perkasa itu
tidak mengetahui akan kehadiran si anjing kecil liar yang pemalu.
Segera, anjing kurus itu
tumbuh menjadi lebih besar dan lebih kuat karena memakan nasi manis, dan
menjadi sangat menawan. Gajah berwatak baik itu mulai memperhatikannya. Oleh
karena anjing itu sudah terbiasa dengan si gajah, ia tidak ketakutan dan tidak
menggongong. Anjing ini sangat ramah dan tidak mengganggu, sehingga gajahpun
terbiasa dengannya.
Mereka menjadi teman, dan tak
berapa lama kemudian, yang satu tidak akan makan tanpa kehadiran yang lainnya.
Mereka menikmati makan itu dan menghabiskan waktu bersama-sama. Ketika mereka
bermain, anjing itu akan berayun pada belalai si gajah, dan gajah itu akan
mengayunkannya ke depan dan ke belakang, dari sisi ke sisi, turun dan naik,
bahkan berputar-putar. Segera, mereka menjadi teman yang sangat baik, dan tidak
satu pun yang ingin di pisahkan.
Suatu hari, seorang lelaki
dari suatu kampung yang jauh berkunjung ke kota itu. Ia melewati bangsal gajah
tersebut. Kemudian, ia melewati si anjing lincah yang telah tumbuh benar-benar
memukau dan cantik. Segera, ia membelinya dari pawang gajah disana, meskipun
bukan pemiliknya. Lalu ia membawa anjing itu pulang ke kampungnya, tanpa di
ketahui siapapun.
Gajah kerajaan itu patah hati,
ia sangat kehilangan sahabat terbaiknya. Ia sangat tertekan sehingga ia tak menginginkan
apa-apa lagi, bahkan makan, minum, atau pun mandi. Tanpa pilihan, si pawang
akhirnya melaporkan hal ini ke raja, namum ia tidak menceritakan tentang
penjualan anjing itu kepada sang raja.
Dalam kisah ini, raja memiliki
seorang menteri yang sangat pintar. Beliau dikenal kemampuannya memahami hewan.
Maka, raja memerintahkan beliau untuk menyelidiki kesedihan si gajah.
Kemudian, menteri yang bijak
ini pergi ke kandang gajah. Ia segera mengetahui bahwa si gajah jantan kerajaan
itu sedang patah hati. Ia berpikir, “gajah yang sebelumnya bersemangat ini
tidak tampak sakit secara fisik. Tetapi aku telah pernah melihat kondisi
demikian sebelumnya, serupa pada manusia ataupun hewan. Ini kesedihan yang
mendalam, mungkin karena kehilangan sahabat yang sangat disayanginya.”
Kemudian, beliau bertanay
kepada para penjaga dan pengawal, “apakah kalian tahu bahwa gajah ini punya
sahabat dekat?” mereka memberitahu beliau tentang si anjing liar dan bagaimana
mereka menjadi teman yang sangat baik. “di mana anjing itu sekarang?” tanya si
menteri. “ia dibawa oleh lelaki tidak dikenal,” jwab mereka, “dan kita tidak
tahu kemana ia pergi.”
Si menteri kembali kepada raja
dan berkata, “tuanku, dengan gembira aku memberitahukanmu bahwa gajuh mu tidak
sakit. Mungkin ini aneh kedengarannya, tetapi gajah ini telah kehilangan
sahabat terbaiknya yaitu seekor anjing liar! Sejak anjing itu dibawa pergi,
gajah ini menjadi sangat sedih dan tidak ingin makan, minum ataupun mandi.”
“persahabatan adalah hal yang
paling indah dalam kehidupan,” kata raja. “menteriku, bagaimana kita dapat
menemukan kembali anjing kecil itu dan membuat gajah ini bahagia kembali?”
“Tuanku,” jawab si menteri,
“aku menyarankan agar raja membuat pengumuman resmi bahwa siapapun yang
memiliki anjing yang sebelumnya tinggal di kandang gajah kerajaan akan di
denda.”
Hal ini diumumkan, dan ketika
orang yang membawa anjing itu mendengar pengumuman ini, dengan segera ia
melepaskan anjing tersebut dari rumahnya. Dipenuhi oleh kebahagian yang sangat
basar, anjing berlari sekencang-kencangnya yang ia mampu, untuk langsung
menemui sahabat terbaiknya, yaitu gajah jantan kerajaan.
Melihat si anjing, gajah itu
menjadi bahagia kembali, sehingga ia mengangkatnya dengan belalai dan
menundukan diatas kepalanya. Anjing yang bahagia itu menggoyangkan-goyangkan
ekornya, sedangkan mata sigajah berbinar-binar dengan penuh rasa bahagia.
Mereka selanjutnya hidup bahagia.
Ketika itu, raja sangat
terkesan akan kemampuan si menteri dan gembira atas kepulihan gajah kerajaannya
yang sangat cepat, lalu ia memberikan hadiah kepada menteri sebagai tanda
penghargaan atas jasa beliau.
Cerita ini ingin menyampaikan
bahwa makhluk yang berbeda jenispun dapat menjadi sahabat yang sangat baik,
oleh karena itu persahabatan melampaui bahasa, bentuk, jenis, dan apapun yang
membedakannya. Ada satu kalimat yang di ucapkan sang raja yang begitu indah
yaitu “persahabatan adalah hal yang paling indah dalam kehidupan.”
Saya Robert Yusnanto, terima
kasih anda telah mengunjungi blog ini, mohon maaf atas segala kekurangannya,
kritik dan saran yang membangun adalah apresiasi yang indah terhadap pribadi
saya yang sederhana ini. Salam cinta kasih.
Daftar Pustaka :
Dharma, Dian. 2010. Amarah dan Pengendalian Diri. Dian Dharma. Jakarta.
Demi mendapatkan uang lebih banyak agar dapat menempuh hidup yang lebih baik, seorang ibu dan tiga anak perempuannya memutuskan untuk mencabuti seluruh bulu angsa emas...
Setelah suaminya meninggal dunia, seorang ibu dengan ketiga anak perempuannya menempuh hidup yang sulit sebagai pembantu di rumah orang kaya.
Pada suatu hari, seekor angsa yang memiliki bulu emas tiba-tiba muncul di hadapan ketiga anak perempuan dan berkata pada mereka, "Aku adalah ayah kalian di kehidupan yang lalu dan aku memahami betapa menderitanya kalian saat ini. Kalian boleh mencabuti beberapa bulu emasku dan menjualnya."
Sang ibu sangat gembira ketika ketiga anak perempuannya memberitahunya cerita yang membesarkan hati tersebut. Pada saat ia melihat pada angsa tersebut, ia terpesona dengan bulu-bulu yang indah dan cemerlang.
"Mari kita coba," sang ibu berkata dengan gembira. Masing-masing dari mereka mencabuti beberapa helai bulu dari si angsa. Mereka mengikat bulu-bulu tersebut menjadi bundelan yang indah lalu menjualnya di pasar desa untuk sejumlah uang yang lumayan.
Angsa emas tersebut berjanji kepada ibu dan anak-anaknya bahwa ia akan kembali lagi setiap dua minggu untuk menyediakan mereka lebih banyak bulu. Dalam sekejap, keberuntungan keluarga tersebut meningkat dan tidak lama kemudian mereka dapat menikmati hidup yang cukup menyenangkan.
Suatu hari, sang ibu berkata kepada ketiga anak perempuannya, "Bahkan manusia saja tidak dapat dipercaya. Bagaimana kita dapat menaruh kepercayaan pada seekor angsa? Meski ia mengizinkan kita mencabuti bulu-bulunya saat ini, bagaimana jika suatu hari ia berubah pikiran dan berhenti muncul? Aku mempunyai ide yang cemerlang. Jika si angsa datang lagi, kita akan mencabut seluruh bulunya. Hanya itu satu-satunya cara kita dapat diyakinkan bahwa kita akan memiliki banyak bulu emas untuk hari selanjutnya."
Sewaktu angsa emas tersebut datang lagi, mereka berempat bekerja sama untuk mencabut seluruh bulu sang angsa. Tanpa memiliki bulu, sang angsa tidak dapat lagi terbang, lalu si ibu menempatkan angsa di sangkar. Tidak lama kemudian, sang angsa mulai ditumbuhi bulu-bulu baru. Namun, kali ini, bulu-bulunya bukanlah emas. Hanyalah bulu-bulu putih sebagaimana biasa.
---------------------------------------------------------- Pesan Master Cheng Yen: Uang hanyalah suatu alat untuk membantu hidup kita. Kita janganlah terlalu bergantung padanya. Jika kita rakus dan tidak pernah puas, serta tidak tahu bagaimana untuk menjaga keinginan kita, tingkah laku kita akan menjadi jahat dan tiada belas kasihan. Kita akan dikritik oleh orang lain dan membuat kekhawatiran tanpa batas bagi diri kita sendiri. Jangan meminta lebih dari yang kita perlukan. Hati yang serakah bagai lubang tanpa dasar yang tidak dapat dipenuhi dengan segala benda yang ingin kita miliki. Kita harus mengetahui kebutuhan kita dan puas dengan apa yang kita miliki.