Selasa, 13 Januari 2015

Penipuan Dengan Penyalahgunaan Teknik Hipnotis Melalui Media Komunikasi



sumber: minddisorders

Pernah ditelpon dengan orang yang tidak dikenal yang mengaku saudara atau bahkan orang-orang terdekat anda?

Pernah tertipu atau bahkan hampir tertipu?

Apakah itu hipnotis ataukah ilmu hitam?

Lalu bagaimana cara mengatasinya???

Berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah dialami orang tua saya, maka saya mencoba menjelaskan  bagaimana dan apa sebenarnya modus penipuan ini.

Dalam dunia hypnotherapy menurut Dr. John Kappas dalam sebuah artikel Adi Gunawan (2013) adanya dikenal istilah sugestibilitas yaitu terdiri dari 40% Physical Suggestibility dan 60% Emotional Suggestibility serta masih ada sub kategori dari Emotional Suggestibility yang disebut dengan  Intellectually Suggestible yang terdiri sekitar 5%. Orang dengan kategori ini bisanya sangat kritis dan selalu meminta penjelasan secara terperinci mengenai hal-hal yang dianggapnya membutuhkan penjelasan tersebut.

Penjelasan mudahnya adalah sugesti itu merupakan sebuah informasi yang diberikan oleh seorang hypnotherapis kepada kliennya dengen tujuan tertentu.
Dalam kasus penipuan ini, sangat erat kaitannya dengan istilah induksi dalam hypnotherapy. Induksi ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk bisa menggiring seseorang untuk masuk ke dalam kondisi relaks atau kondisi terhipnotis. Tentu ada prosedur atau tahapan yang dilakukan dalam proses ini.
Keberhasilan sang penipu memang sangat ditentukan oleh banyak faktor, pada intinya faktor calon korbannya yang sangat menentukan seperti tingkat kecerdasan, level pendidikan, pemahaman, kepercayaan pada si penipu, kemampuan analisis, dll.


Sumber: Cynicalhinge

Pada buku Hypnotherapy: The Art of Subconscious Restructuring yang ditulis oleh Adi Gunawan dijelaskan teknik-teknik dasar induksi salah satunya adalah Mental Confusion.

Teknik hipnotis ini sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menipu dan meminta sejumlah uang. Sering kali mereka beraksi dengan menggunakan media komunikasi seperti yang paling sering adalah melaui telpon ataupun SMS. Mereka sudah memiliki data yang cukup untuk melakukan dan meyakinkan kita seperti nama lengkap, alamat, dan bahkan hal-hal lain yang membuat kita menjadi percaya. Mereka sering kali menggunakan modus “minta tolong” seperti dalam kondisi bahaya, bisa dalam seolah-olah dalam kecelakaan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kondisi sakit, berurusan dengan kepolisian karena suatu hal ataupun banyak lagi modus kriminal yang dipakai. Tentunya mereka memiliki satu tujuan yaitu meminta sejumlah uang untuk suatu keperluan tersebut.

Kebanyakan orang sudah khawatir terlebih dahulu mendengar kabar yang dibuat-buat orang tersebut, dan hal inilah yang dimanfaatkan si pelaku untuk meminta sejumlah uang.
Setiap teknik yang dirancang untuk membuat seseorang bingung atau panik atau bahkan membuat pikiran sadar menjadi lengah, hal ini disalahgunakan untuk membuat seseorang masuk kedalam keadaan terhipnotis. Dalam kondisi tersebut si pelaku membuat calon korbannya menjadi sangat panik sehingga pikirannya menjadi sibuk dan tidak dapat berpikir tenang. Ketika pikiran menjadi lengah , si pelaku mulai memberikan sejumlah sugesti atau permintaannya, dan hal ini masuk kedalam alam bawah sadarnya. Sehingga bisa ditebak pelaku berhasil membuat apa yang diminta menjadi dituruti.

Kemudian bagaimana cara untuk mengatasi modus penipuan yang menggunakan teknik hipnotis seperti ini:
1.       Jangan panik
Semakin anada panik semakin mudah si pelaku melancarkan sugestinya

2.       Pertajam daya analisis
Berikan pertanyaan secara terus menurus, sekaligus mencari kebenaran informasi ini.

3.       Jangan terbawa emosi
Emosi atau marah sama saja dengan emosional negative, sehingga hal ini membuat si pelaku berhasil mengajak  perasaan anda masuk dalam ceritanya.

4.       Hubungi orang yang terkait
Hal ini anda bisa lakukan untuk memeriksa kebenaran dari informasi itu.

5.       Hiraukan
Jika memang informasi tersebut tidak benar adanya maka anda tidak perlu membuang waktu yang berharga hanya untuk suatu hal yang merugikan.

Semoga artikel ini membawa manfaat luas, sehingga kita lebih berhati-hati dalam bertindak, berpikir dan berucap.

Salam hangat,

Robert Yusnanto, S.Psi, CH, CHt