Rabu, 09 Oktober 2013

Tugas 2. Arsitektur Komputer & Struktur Kognitif Manusia

A. Pengertian Arsitektur Komputer
Bagaimana pengertian arsitektur komputer?

Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll. Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya (Wikipedia, 2013).

B. Struktur Kognisi Manusia
Bagaimana stuktur kognisi manusia?
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses atau struktur yang dibangun pada kognisi manusia merupakan hal yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi cukup beragam, di antaranya adalah psikologi, filsafat, komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan. Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku atau tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka (Wikipedia, 2013).

C. Kaitan Antara Struktur Manusia dan Arsitektur Komputer
Bagaimana menjelaskan dan memahami kaitan antara struktur kognitif manusia dan arsitektur komputer?
Menurut Solso, dkk(2007) Kognitif manusia sangat erat kaitannya dengan memperoleh dan memproses informasi mengenai dunia, cara informasi tersebut disimpan dan diproses oleh otak, cara seseorang menyelesaikan masalah, berpikir dan menyusun bahasa, dan bagaimana proses-proses ini ditampilkan dalam perilaku yang dapat diamati.
Struktur kognitif pada manusia mencangkup keseluruhan proses psikologis, Neisser (dalam Solso, 2007) menunjukan dengan tepat kognisi manusia mengacu pada seluruh proses di mana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai, disimpan, diambil kembali, dan digunakan, jelaslah bahwa struktur kognisi dilibatkan dalam keseluruhan hal yang mungkin dilakukan oleh manusia manusia.
Maka, kaitan antara struktur kognitif manusia dan arsitektur komputer dibabarkan oleh seorang ahli yang dapat dipandang sebagai bapak psikologi kognitif yakni George Miller (dalam Basuki, 2008). Setelah meneliti tentang statistical learning theory, teori informasi dan usaha menstimulasi jiwa manusia (human mind) dengan komputer. Miller sampai pada kesimpulan bahwa behaviorisme tidak cocok. Menurutnya, terdapat kesamaan anatara beroperasinya komputer dengan human mind seperti proses untuk memperoleh pengetahuan (input) dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.
D. Kelebihan dan Kelemahan Arsitektur Komputer dibandingkan Struktur Kognisi Manusia.

Tentu segala sesuatunya memiliki kelebihan serta kekurangan yang selalu dimiliki baik manusia ataupun komputer canggih sekalipun. Mari, kita observasi lebih lanjut mengenai kekurangan dan kelebihan antara arsitektur komputer dan struktur kognisi manusia.

Kelebihan arsitektur komputer:
a. Arsitektur komputer memiliki perangkat keras (hardware) yang mampu menyimpan begitu banyak data ataupun file sehingga dapat dilihat kapanpun dengan akurasi catatan yang sama persis ketika dibuat.
b. Pada manusia processor bisa disamakan cara kerjanya dengan otak, inilah kelebihan pada arsitektur komputer dapat menggunakan processor lebih dari satu.
c. Komputer mampu membukan atau menjalankan program apilikasi lebih dari satu.

Kekurangan arsitektur komputer:
a. semakin banyak perangkat keras (hardware) yang dipasang dalam suatu arsitektur komputer, semakin besar ruang (space) yang dibutuhkan tentu akan mempersulit dalam membawanya.
b. semakin kompleks dan rumit suatu arsitektur komputer maka semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan.
c. perangkat elektronik manapun tentunya harus menggunakan sumber daya listrik yang cukup untuk mengoperasikan suatu perangkat tersebut, hal ini juga berlaku untuk arsiktektur komputer yang menggunakan listrik yang cukup besar.

Kelebihan struktur kognisi manusia:
a. Struktur kognisi manusia memiliki sifat yang dinamis, sehingga mampu memproses informasi jauh lebih baik dalam persoalan yang rumit.
b. Kognisi manusia mampu belajar hal baru dengan cepat.
c. Mampu membayangkan atau memvisualisasikan suatu hal dengan baik.
d. Mampu menggunakan proses nalar dalam memecahkan permasalahaan.

Kekurangan struktur kognisi manusia:
a. tidak mampu mengingat dalam jangka panjang secara detail.
b. perlu waktu untuk mengingat kembali hal yang sudah lama tersimpan.
c. terkadang tidak mampu mengingat suatu hal yang baru saja terjadi beberapa waktu yang lalu, karna kurangnya konsentrasi dalam menginput informasi tersebut.



Contoh dan analisis:

Sumber gambar: google.com


Contoh Kasus:
Seperti yang kita ketahui bahwa semua arsitektur komputer harus membutuhkan bantuan operator atau user yang meskipun hanya sebagian kecil sekalipun, tetapi tetap membutuhkan manusia untuk memerintahkan komputer tersebut dalam menjalani sesuai program atau perintah yang diinput.
Analisis:
Struktur kognitif pada manusia mencangkup keseluruhan proses psikologis, Neisser (dalam Solso, 2007) menunjukan dengan tepat kognisi manusia mengacu pada seluruh proses di mana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai, disimpan, diambil kembali, dan digunakan oleh orang itu sendiri tanpa bantuan orang lain.
Tidak seperti perangkat komputer yang harus membutuhkan operator atau user dalam melakukan sistem operasinya, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa manusia memiliki sistem kognitif yang jauh lebih sempurna dibandingkan sistem komputer yang hanya bisa beroperasi dengan bantuan external

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer
http://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: penerbit gunadarma
Solso, R.L., Maclin, O.H. Maclin, M.K. (Eds.). (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.

Tugas 1. Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi

Tugas 1
Sistem Informasi Psikologi

A. Pengertian Informasi 
Bagaimana pengertian informasi sehingga dapat berinteraksi dengan sistem ?

Banyak dari kita sering mendengar, membaca ataupun menggunakan istilah "informasi", "dunia informasi," ataupun “teknologi informasi yang dalam bidang ilmu informasi dan ilmu komputer sangat sering menjadi sorotan. Akan tetapi kata "informasi" sering dipakai tanpa pertimbangan yang cermat mengenai berbagai arti yang dimilikinya (Wikipedia, 2013).

Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (dalam Wikipedia, 2013) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Jadi, informasi adalah pesan berupa ucapan atau ekspresi ataupun kumpulan pesan yang terdiri dari simbol-simbol berupa angka, huruf, gambar dan lain sebagainya, yang memiliki makna sehingga dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan tersebut (Wikipedia, 2013).

Istilah "sistem" sering kali kita dengar dalam kesaharian, atau juga dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut (Wikipedia, 2013).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaitannya informasi dengan sistem adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi (Wikipedia, 2013).

B. Pengertian Sistem Informasi Psikologi 
Bagaimana penggunaan sistem informasi dalam psikologi?

Menurut Wundt (dalam Basuki, 2008) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia. Selain itu psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah (Wikipedia, 2013).
Penggunaan sistem informasi dalam bidang psikologi belakangan ini cukup banyak. Mari kita lihat contoh kasus atau penerapannya dalam keseharian.


Salah satunya dalam hal penggunaan Sistem informasi dalam bidang psikologi sangat terlihat dalam e-counselling. Hal ini tentunya lebih memudahkan proses konseling antara konselor dengan kliennya, sehingga jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang dalam proses konseling.

Sumber gambar: http://www.griefencounter.org.uk


Ada lagi penerapan sistem informasi dalam psikotest, di era informasi saat ini penggunaan sistem informasi dalam melakukan psikotest semakin meluas mulai dari psikotest untuk anak-anak sampai dengan level karyawan.

Sumber gambar: http://wwsmothhitam.blogspot.com


Berikut diatas adalah beberapa contoh dari penggunaan sistem informasi dalam psikologi.
Maka dari itu, analisisnya dalam penggunaan sistem informasi dibidang psikologi adalah sangat penting, yang dimana penggunaan teknologi sudah sangat meluas, sehingga penggunaan cara manual sudah menjadi semakin ketinggalan, hal ini perlunya pengembangan sistem informasi dalam mendukung dan mengembangkan berbagai aspek-aspek dibidang psikologi, dengan catatan semua itu harus melalui prosedur dan tahapan ilmiah sehingga tidak mengurangkan realibilitas dan validitas.

Referensi:
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: penerbit gunadarma
http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
http://stie-kusumanegara.ac.id
http://www.griefencounter.org.uk
http://wwsmothhitam.blogspot.com

Jumat, 10 Mei 2013

Kisah Inspiratif "Beruntung itu Bukan dari Fisik Mu tapi Karna Usaha Mu"


Sejak jaman dahulu, masyarakat Tionghoa sangat menekankan nilai-nilai positif daripada pola hidup “rajin, hemat dan tahan susah”, tak peduli berada di negara mana pun, selalu saja mengand...alkan kerja keras, makanya kebanyakan dari warga Tionghoa berhasil menggapai kesuksesan di berbagai belahan dunia.

Namun sekarang angin barat telah berhembus ke timur, pola hidup yang menekankan konsumsi dan kenikmatan perlahan-lahan mulai menggantikan pola pemikiran “rajin dan hemat pangkal kaya”; kehidupan bermewah-mewahan dari banyak orang sebetulnya dibangun pada landasan yang rentan, membuatnya mudah goyah dan sulit tenang.

Di daerah Yunlin Taiwan ada sepasang ibu dan anak dengan keterbelakangan mental, anak bernama A Yi sangat rajin, setiap hari pulang pergi dengan bersepeda menempuh jarak 20 kilometer untuk bekerja sebagai pemindah kotak karton di “Pabrik Harapan” bagi penyandang cacat fisik dan mental; ibunya juga ikut mengajukan diri kepada pemilik pabrik untuk bekerja sebagai pekerja kasar, tetapi pemilik pabrik khawatir kalau usianya sudah sangat lanjut, dia menjawab: “Kalau puteraku sanggup memindahkan barang, saya juga sanggup memanggulnya.”

Kedua ibu dan anak ini menggunakan hati yang murni dan jernih untuk menutupi cacat lahir mereka, mereka dengan kerja jasmani mencukupi kebutuhan hidup sendiri; bukan saja tidak membutuhkan bantuan sanak keluarga dan teman lagi, bahkan mereka mampu hidup hemat untuk menyisihkan uang dan menyumbangkannya ke Tzu Chi demi membantu orang lain; benar-benar membuat orang merasa kagum dan terharu.

Kuli pengangkut barang berlengan tunggal yang tidak ditaklukkan oleh kesulitan

Di Tiongkok ada seorang ayah yang berlengan tunggal, selama 21 tahun ini dia membesarkan kedua orang puteranya seorang diri. Semula dia adalah seorang pekerja tambang batu bara, namun dia kehilangan sebuah lengan dalam suatu kecelakaan, kemudian dia pergi ke Gunung Huashan untuk bekerja sebagai kuli pengangkut barang, dalam sehari dia mengangkut barang sebanyak dua kali perjalanan, setiap kali perjalanan memikul beban lebih dari 70 kg dan menghabiskan waktu selama dua jam lebih dalam mendaki anak tangga setinggi 1.100 meter untuk menghantarkan bahan kebutuhan hidup ke atas gunung.

Jika kuli pengangkut barang lain bisa sebelah tangan berpegang pada rantai, sebelah tangan lagi menyangga pada tongkat, mendaki ke atas gunung dengan hati-hati; namun dia hanya memiliki sebuah lengan, dia terpaksa menggunakan dua jari tangan untuk memegang tongkat dan tiga jari tangan mengait pada rantai besi, membungkukkan badan untuk menahan beban sampai ke atas gunung. Kerja kerasnya ini hanya mendapatkan imbalan sebanyak sembilan puluhan ribu rupiah perhari. Ketika puteranya yang bekerja di luar daerah pulang ke rumah, dia pernah sekali menemani sang ayah bekerja, ada beberapa kali puteranya ini menangis ingin menggantikan sang ayah memikul barang; namun sang ayah tidak ingin anaknya mengalami kesusahan ini dan berkata pada anaknya: “Asalkan kamu memiliki cita-cita tinggi dan berprilaku benar, maka kesusahan ini akan ada nilainya.”

Tak peduli kondisi luar bagaimana, asal setiap orang dapat meningkatkan taraf batin masing-masing, menunaikan kewajiban dengan baik, menjaga sebuah niat pikiran baik, tahu untuk mengatasi kesulitan, bukannya ditaklukkan oleh kesulitan, maka masyarakat ini baru bisa aman dan selamat; jika semua orang bersatu hati dan bergotong royong, tentu akan dapat sama-sama menciptakan masyarakat yang damai dan makmur. Sebaliknya jika dilihat pada masyarakat jaman sekarang, banyak orang tidak mau hidup menghadapi kesusahan, atau jika menemui sedikit kesusahan, lalu merasa semua orang bersalah padanya; “cacat batiniah” pada manusia dapat menyebabkan “bencana batiniah” pada masyarakat.

Saya berharap agar batin setiap manusia dalam masyarakat dapat lebih “murni dan bajik” --- setiap orang berpanutan pada orang yang telah bertekad luhur; dalam pola kehidupan yang rajin dan hemat, berusaha menaklukkan nafsu keserakahan dan kemalasan, serta membangkitkan kondisi batin yang aktif, dapat menggenggam setiap detik untuk bersumbangsih demi masyarakat.


"Siapa pun Kamu, bagaimana pun kondisi Kamu, tak peduli seburuk apapun itu, bukanlah hal yang dapat menghalangi kesuksesan Mu, sesungguhnya hal yang membuat seseorang bisa berhasil atau tidaknya adalah Usaha Mu sendiri"
-Robert Yusnanto CH, CHt.

Sumber: Surya Lie (dalam Tzu Chi, 2012)
 

Minggu, 17 Maret 2013

PSIKOTERAPI (1)


A. Psikoterapi

Menyembuhkan orang sakit melalui pengaruh hubungan antara seorang dengan orang lain sudah dilakukan, setua umur manusia di dunia ini. Jauh sebelum ditemukan cara pengobatan untuk menyembuhkan orang sakit, sudah disadari adanya pengaruh yang bisa diberikan untuk mempengaruhi sesuatu penyakit, dengan menanamkan atau meningkatkan perasaan sehat. Dilihat dari sudut pandang ini, jelas sekali bahwa bentuk penyembuhan yang kemudian dikenal dengan psikoterapi, yang pada hakekatnya sudah lama sekali dilakukan. Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sebenarnya: jiwa dan “therapy” dari bahasa Yunani yang berati “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sederhana adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang. Beberapa tokoh berpendapat tentang psikoterapi adalah sebagai berikut:
  1. Menurut Klaus Grawe (dalam Raymond J. Corsini & Danny Wedding), mengatakan bahwa, “psychotherapy, as far as it leads to substantial behavior change, appears to achieve its effect through changes in gene expression at the neuronal level”. Artinya adalah Psikoterapi, sejauh itu mengarah pada perubahan perilaku yang substansial, nampaknya dapat mencapai efek tertentu melalui perubahan dalam ekspresi gen pada tingkat neuronal.
  2. Menurut Raymod J. Corsini dalam bukunya Current Psychotherapies edisi 8, menyebutkan bahwa ”psychotherapy is a formal process of interaction between two parties, each party usually consisting of one person but with the possibility that there may be two or more people in each party, for the purpose of amelioration of distress in or malfunction: cognitive functions (disorders of thingking), affective functions (suffering or emotional discomforts), or behavioral functions (inadequacy of behavior)”. Artinya adalah bahwa psikoterapi adalah suatu proses interaksi formal antara dua individu, yang masing-masing pihak biasanya terdiri dari satu orang tetapi dengan kemungkinan bahwa bisa saja ada dua orang atau lebih dari masing-masing pihak, yang bertujuan untuk mengatasi perasaan tertekan atau atau suatu gangguan, seperti: fungsi kognitif (gangguan berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau ketidaknyamanan emosional), atau disfungsi perilaku (perilaku menyimpang).

Dari kedua tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa psikoterapi merupakan suatu proses interaksi formal antara dua individu atau lebih yang mengarah pada perubahan perilaku yang substansial dan lebih baik dari suatu gangguan tertentu seperti: fungsi kognitif (gangguan berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau ketidaknyamanan emosional), atau disfungsi perilaku (perilaku menyimpang).

B. Tujuan dari Psikoterapi

Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi:
  1. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamika menurut Ivey, et al (dalam singgih, 2007) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  2. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikanalisis menurut Corey (dalam singgih, 2007) dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekankan melalui pemahaman intelektual.
  3. Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (dalam singgih, 2007) sebagai berikut: agar seseorang lebih menyadari  mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seserorang.

Dari ketiga tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan psikoterapi adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu yang disadari, merekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat, agar seseorang lebih menyadari  mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seserorang.

C. Unsur Psikoterapi

Menurut Masserman (dalam residen bagian psikiatri UCLA, 1997) menyatakan ada tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencangkup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, dalam hal ini antara lian:
  1. peran sosial (“martabat”) psikoterapis
  2. hubungan (persekutuan terapeutik)
  3. hak
  4. retrospeksi
  5. re-edukasi
  6. rehabilitasi
  7. resosialisasi, dan
  8. rekapitulasi

D. Perbedaan Psikoterapi dengan Konseling

Menurut Thompson & Rudolph (dalam singgih, 2007) perbedaaannya adalah:

Konseling untuk:                                             Psikoterapi untuk:
1. Klien.                                                          1. Pasien.
2. Gangguan yang kurang serius.                      2. Gangguan yang serius.
3. Masalah: jabatan, pendidikan, dll.                3. Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan.                                                             
4. Berhubungan dengan pencegahan.               4. Berhubungan dengan penyembuhan.
5. Lingkungan pendidikan dan non-medis.       5. Lingkungan medis.
6. Berhungan dengan kesadaran                      6. Berhubungan dengan ketidak sadaran.
7. Metode pendidikan.                                    7. Metode penyembuhan.

E. Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illnes

Menurut Singgih (2007), dibahas 4 pendekatan, antara lain:
1. Pendekatan psikoanalitik, pendekatan afektif, pendekatan behavioristik dan pendekatan kognitif.

F. Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama terapi antara lain:
1. Teknik Terapi Psikoanalisa
    Menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
2. Teknik terapi perilaku
    Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu
3. Teknik terapi kognitif
    Berfokuskan pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitif style.
4. Teknik terapi humanistik
   Membantu individu untuk menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal.
5. Teknik terapi integritas
   Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal.
6. Teknik terapi kelompok dan keluarga
    Terapi ini memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilaku dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau orangtua anak untuk menangani masalahnya.

Daftar pustaka:

Gunarsa, Singgih. (2007). Konseling dan Terapi. PT.BPK Gunung Mulia: Jakarta
Residen Psikiatri UCLA. (1997). Buku Saku Psikiatri. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Ludin, Abu Bakar. (2010). Dasar-Dasar Konseling. Citapustaka Media Perintis: Bandung
Corsini, R,J & Wedding, D. (2008). Current Pschotherapies. Edisi 8. Brooks/cole: USA
Corsini, R,J & Wedding, D. (2011). Current Pschotherapies. Edisi 9. Brooks/cole: USA