Selasa, 13 Januari 2015

Penipuan Dengan Penyalahgunaan Teknik Hipnotis Melalui Media Komunikasi



sumber: minddisorders

Pernah ditelpon dengan orang yang tidak dikenal yang mengaku saudara atau bahkan orang-orang terdekat anda?

Pernah tertipu atau bahkan hampir tertipu?

Apakah itu hipnotis ataukah ilmu hitam?

Lalu bagaimana cara mengatasinya???

Berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah dialami orang tua saya, maka saya mencoba menjelaskan  bagaimana dan apa sebenarnya modus penipuan ini.

Dalam dunia hypnotherapy menurut Dr. John Kappas dalam sebuah artikel Adi Gunawan (2013) adanya dikenal istilah sugestibilitas yaitu terdiri dari 40% Physical Suggestibility dan 60% Emotional Suggestibility serta masih ada sub kategori dari Emotional Suggestibility yang disebut dengan  Intellectually Suggestible yang terdiri sekitar 5%. Orang dengan kategori ini bisanya sangat kritis dan selalu meminta penjelasan secara terperinci mengenai hal-hal yang dianggapnya membutuhkan penjelasan tersebut.

Penjelasan mudahnya adalah sugesti itu merupakan sebuah informasi yang diberikan oleh seorang hypnotherapis kepada kliennya dengen tujuan tertentu.
Dalam kasus penipuan ini, sangat erat kaitannya dengan istilah induksi dalam hypnotherapy. Induksi ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk bisa menggiring seseorang untuk masuk ke dalam kondisi relaks atau kondisi terhipnotis. Tentu ada prosedur atau tahapan yang dilakukan dalam proses ini.
Keberhasilan sang penipu memang sangat ditentukan oleh banyak faktor, pada intinya faktor calon korbannya yang sangat menentukan seperti tingkat kecerdasan, level pendidikan, pemahaman, kepercayaan pada si penipu, kemampuan analisis, dll.


Sumber: Cynicalhinge

Pada buku Hypnotherapy: The Art of Subconscious Restructuring yang ditulis oleh Adi Gunawan dijelaskan teknik-teknik dasar induksi salah satunya adalah Mental Confusion.

Teknik hipnotis ini sering disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menipu dan meminta sejumlah uang. Sering kali mereka beraksi dengan menggunakan media komunikasi seperti yang paling sering adalah melaui telpon ataupun SMS. Mereka sudah memiliki data yang cukup untuk melakukan dan meyakinkan kita seperti nama lengkap, alamat, dan bahkan hal-hal lain yang membuat kita menjadi percaya. Mereka sering kali menggunakan modus “minta tolong” seperti dalam kondisi bahaya, bisa dalam seolah-olah dalam kecelakaan, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kondisi sakit, berurusan dengan kepolisian karena suatu hal ataupun banyak lagi modus kriminal yang dipakai. Tentunya mereka memiliki satu tujuan yaitu meminta sejumlah uang untuk suatu keperluan tersebut.

Kebanyakan orang sudah khawatir terlebih dahulu mendengar kabar yang dibuat-buat orang tersebut, dan hal inilah yang dimanfaatkan si pelaku untuk meminta sejumlah uang.
Setiap teknik yang dirancang untuk membuat seseorang bingung atau panik atau bahkan membuat pikiran sadar menjadi lengah, hal ini disalahgunakan untuk membuat seseorang masuk kedalam keadaan terhipnotis. Dalam kondisi tersebut si pelaku membuat calon korbannya menjadi sangat panik sehingga pikirannya menjadi sibuk dan tidak dapat berpikir tenang. Ketika pikiran menjadi lengah , si pelaku mulai memberikan sejumlah sugesti atau permintaannya, dan hal ini masuk kedalam alam bawah sadarnya. Sehingga bisa ditebak pelaku berhasil membuat apa yang diminta menjadi dituruti.

Kemudian bagaimana cara untuk mengatasi modus penipuan yang menggunakan teknik hipnotis seperti ini:
1.       Jangan panik
Semakin anada panik semakin mudah si pelaku melancarkan sugestinya

2.       Pertajam daya analisis
Berikan pertanyaan secara terus menurus, sekaligus mencari kebenaran informasi ini.

3.       Jangan terbawa emosi
Emosi atau marah sama saja dengan emosional negative, sehingga hal ini membuat si pelaku berhasil mengajak  perasaan anda masuk dalam ceritanya.

4.       Hubungi orang yang terkait
Hal ini anda bisa lakukan untuk memeriksa kebenaran dari informasi itu.

5.       Hiraukan
Jika memang informasi tersebut tidak benar adanya maka anda tidak perlu membuang waktu yang berharga hanya untuk suatu hal yang merugikan.

Semoga artikel ini membawa manfaat luas, sehingga kita lebih berhati-hati dalam bertindak, berpikir dan berucap.

Salam hangat,

Robert Yusnanto, S.Psi, CH, CHt

Selasa, 11 Februari 2014

Artificial Intelligence (AI)

Sistem Informasi Psikologi
Artificial Intelligence (AI)
(Kecerdasan Buatan)


A.    Sejarah AI

Menurut Solso (2007) kecerdasan buatan (AI), diartikan secara luas sebagai cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer dalam hal ini adalah perangkat keras dan program-program komputer yang mampu meniru fungsi kognisi manusia. Kognisi yang mencakup persepsi, ingatan, pemikiran, pemrosesan bahasa, dan fungsi-fungsi.
Dari sudut pandang sejarah dan bagaimana asal mula terciptanya AI, bermula dari kalkulator yang merupakan bentuk tertua dari komputer, yang pada dasarnya adalah alat hitung. Bentuk dasar dari kalkulator awalnya adalah yang disebut dengan “abacus” digunakan pada abad ke-6 sebelum masehi di China.
Lain lagi halnya orang-orang di Mesir yang menemukan mesin hitung dengan menggunakan kelereng beberapa saat sebelum Herodotus (sekitar 450 tahun sebelum masehi) menyadari kegunaannya.
Orang Yunani juga memiliki alat yang sama, sementara di Roma, para sejarahwan mencatat tiga jenis mesin hitung yang pernah diciptakan. Kebanyakan dari alat ini digunakan untuk merekap sebuah transaksi melalui penambahan maupun pembagian.
Sekitar tahun 1633 seorang astronom Jerman, Wilhelm Schickard (1592-1635), menemukan kalkulator digital otomatis yang diabadikan lewat perangko tahun 1973. Penemuan mesin hitung sering kali dikaitkan dengan filsuf asal Perancis, Blaise Pascal (1623-1662), yang merupakan penemu kalkulus. Mesin buatan Pascal hanya mampu menambah dan mengurangi, tapi telah mengundang banyak perhatian.
Pada tahun sekitar  1670an, Gottfried Leibniz mengenalkan mesin yang bisa mengalikan dan membagi.
Kemudian komputer ditemukan oleh Charles Babbage (1792-1871) seorang ahli matematika Inggris dan merupakan ilmuwan komputer pertama di dunia. Babbage dan temannya Lady Lovelace menemukan mesin yang berbeda, yang memiliki operasi terprogram berisi cabang-cabang terkondisi.
Asal mula komputer modern bisa dilacak pada tahun 1940an, ketika komputer tabung vakum seperti Komputer Universal Otomatis (UNIVAC) serta Komputer dan Intergrator Angka Elektronik (ENIAC) ditemukan untuk mempercepat perhitungan matematika yang panjang dan menjemukan yang biasa digunakan pihak militer. Mesin hitung raksaksa ini memiliki berat sekitar 30 ton dan bertenaga 174 kilo watt. Dengan standar saat ini, tentu mesin raksaksa ini tidak efisien dan tidak pintar, karna mesin ini bekerja sama dengan apa yang sekarang orang lakukan dalam telepon genggam untuk menghitung.
Beberapa peneliti pada tahun 1956 bertemu di Universitas Dartmouth untuk mendiskusikan kemungkinan pengembangan program komputer yang mampu “bersikap” cerdas. Koferensi ini sangatlah penting dalam sejarah AI, karena disinilah arah penelitian AI ditentukan, yang secara langsung mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif.
Pada awal teknologi komputer, bahkan para ilmuwan AI memiliki impian luar biasa tentang robot dan mesin berpikir. Sebuah tulisan yang sangat berpengaruh pada awal tahun 1940an yang ditulis oleh seorang psikiater McCulloch dan Pitts mengenalkan sebuah konsep yang memiliki pengaruh sangat besar bagi para ilmuwan komputer. Berdasarkan konsep itu bahwa pikiran adalah hasil kerja otak, terutama bagian dasar otak atau simpul-simpul saraf, mereka beranggapan bahwa simpul-simpul saraf tersebut bisa dipandang sebagai “peralatan logika”.
Tidak lama dari tulisan McCulloch dan Pitts, Von Neumann melihat hubungan antara sikap logis neuron ketika berinteraksi dengan kinerja komputer digital. Neumann menyatakan sangatlah mungkin untuk merancang sebuah komputer yang meniru otak manusia, tidak hanya fungsinya akan tetapi strukturnya juga.
Mengikuti jejak Neumann, Rosenblatt mengambil alih proyek perakitan komputer yang meniru fungsi dan struktur otak manusia. Tujuan utamanya adalah menciptakan komputer yang mampu mengenali bentuk dan hasilnya disebut perseptron serta berhasil meniru struktur organisasi otak dengan sukses.
Sejauh ini bagaimanapun juga, para ilmuwan masih terus menganggap AI masih dalam tahap perkembangan yang masih panjang. Masing-masing perspektif di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Contoh seperti program AI yang sebagian besar masih memiliki pemikiran yang “kaku” seperti ketika seseorang bertanya berapakah akar kuadrat 7, Anda mungkin akan menjawab “yah,.. di atas 8, dibawah 9, sekitar 8,5” komputer akan menjawabnya 8,54400376789699xxxx. Otak manusia seperti dirancang dengan luar biasa untuk menyelesaikan sebuah persoalan atau permasalahan dengan menggunakan gabungan emosional dan rasional. Sampai sekarang belum ada komputer yang mampu melakukan hal itu. Sementara itu, tidak ada manusia yang mampu menjawab pertanyaan akar kuadrat dalam hitungan milidetik, seperti yang dilakukan kalkulator biasa.

B.     AI dan Kognisi Manusia (Mesin Berpikir)

Untuk mengetahui dan memahami bagaimana hubungan AI dengan kognitif manusia, mari kita perhatikan tugas kognitif terlebih dahulu secara sederhana. Kognitif manusia bekerja untuk memecahkan proses matematika salah satunya, banyak komputer mampu melakukan hal ini dengan cepat dan akurat, akan tetapi tidak mampu menirukan nalar manusia.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, salah satu alasan perbedaan komputer dengan kognitif manusia adalah bahwa komputer biasanya memproses informasi secara bersusun, menggunakan sebuah model proses yang berurutan, sementara biasanya otak memproses informasi secara paralel. Semua orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron pada manusia, telah bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak sebagai mesin berpikir, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta kognisi manusia.
Setelah melalui riset psikologi selama lebih dari 1 abad, terutama melalui riset psikologi kognitif beberapa abad yang lalu. Apa yang sudah dipelajari mengenai mesin berpikir manusia yaitu otak, adalah bahwa mesin ini berbeda dengan secara fundamental dibandingkan dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan berperan lebih jauh jika komputer sudah menyerupai otak manusia. Untuk mengungkapkan hubungan AI dengan kognisi manusia, berikut ini akan diuraikan perbandingan antara komputer yang berbasis silikon dengan otak manusia berbasis karbon (dalam Solso, 2007):
Aspek-aspek
Komputer berbasis silikon (versi Von Neumann)
Otak berbasis karbon (manusia)
Kecepatan proses
Dalam satuan nanodetik.
Dalam satuan milidetik dampai dengan beberapa detik.
Jenis
Terdiri dari rangkaian prosesor (umumnya).
Prosesor Paralel (seperti neuron-neuron).
Kapasitas
Sangat besar untuk menampung informasi.
Sangat besar untuk menampung informasi visual dan linguistik.
Bahan penyusun
Silikon dan rangkaian elektronik.
Neuron dan organ-organ.
Akselerasi
Sangat patuh dan kooperatif.
Cukup kooperatif.
Kemampuan belajar
Sesuai program yang ditetapkan.
Konseptual.
Fitur unggulan
·    Mampu memproses data yang sangat banyak dalam waktu yang sangat singkat.
·    Efesien dalam biaya.
·    Sudah teratur.
·    Mudah dirawat.
·    Dan bisa diprediksi.
·    Mampu membuat penilaian.
·    Mampu menyimpulkan dan menyamaratakan dengan mudah.
·    Dalam hal pergerakannya: memiliki bahasa, percakapan, vision, dan emosi.

Fitur terburuk
·    Tidak mampu belajar sendiri dengan cepat.
·    Memiliki kesulitan dengan tugas kognitif manusia yang rumit, seperti pemahaman bahasa dan produksi.
·    Memiliki kapasitas penyimpanan dan pemrosesan informasi yang terbatas; pelupa, dan cukup mahal dalam pemenuhan permintaan makanan, minuman, tidur, suhu udara yang sesuai sebagai tambahan atas segala kebutuhan-kebutuhan bio-psikologis lainnya(misal: cinta, kebutuhan untuk dimiliki sex, dll).


Jadi, dapat disimpulkan bahwa beberapa program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal yang nyata. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang rumit dan mendetail, lebih cepat dan lebih akurat dari pada manusia. Tugas lain seperti menggeneralisasikan dan mempelajari pola aktifitas yang baru, dilakukan paling baik oleh manusia, dan komputer masih kalah baik. Maka dari itu, pikiran manusia adalah murni proses kognisi manusia, yang bahkan jika disintesiskan oleh mesin secara terpisah, tidak akan mampu diduplikasi oleh program-program AI.

C.    AI dan Sistem Pakar (Eliza, Parry dan NETtalk)

Eliza merupakan salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi, Eliza, ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas Eliza telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program spesifik, bernama Doctor, Eliza mengambil peran seperti seorang psikiater. Pada contoh berikut ini, peran Elizadi cetak dalam huruf besar:
Semua pria sama
DALAM HAL APA
Meraka selalu menjadi gangguan bagi kita dalam berbagai hal
BISAKAH KAMU MEMBERIKAN CONTOH YANG LEBIH SPESIFIK
Yeah, pacarku membuatku untuk datang ke sini
PACARMU MEMBUAT DATANG KE SINI
Dia bilang aku depresi sepanjang waktu
AKU TURUT BERSEDIH MENDENGAR KAMU DEPRESI
Memang benar aku tidak bahagia
APAKAH KAMU PIKIR DATANG KE SINI BISA MENOLONGMU MERASA BAHAGIA
Yang pasti aku butuh pertolongan
Percakapan tersebut mungkin akan dianggap seseorang sebagai percakapan yang timbul dalam wawancara antara seorang psikiater dan pasiennya. Bagaimanapun juga, mari kita coba telaah transkrip tersebut lebih dalam. Respons dari komputer cenderung stereotipe, misalnya dia diprogram untuk merespons beberapa kunci kalimat dengan respons yang hanyalah merupakan transformasi dari kalimat aslinya. Seperti ketika “pasien” mengatakan kata kunci “I’m”, Eliza merespons dengan gaya tutur seperti “aku turut bersedih mendengarnya...” jika tidak ada kata kunci yang ditemukan, komputer akan menjawab dengan ciri-cirinya yang tanpa isi, atau pada beberapa kasus, berakhir menjadi transformasi yang lebih awal.
Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan, perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, dan seterusnya, terbentuk menjadi apa yang mau tidak mau kita sebut pengertian. Eliza sebagai program komputer memiliki kekurangan itu.

Parry merupakan program komputer yang hampir sama namun percakapan seperti apakah yang mungkin dihasilkan jika perannya dibalik yaitu jika seseorang psikiater berbicara kepada pasien simulasi komputer?
Colby, Hilf, Weber, dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini Parry. Mereka mensimulasikan seorang pasien paranoid dan memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoid memang ada, perbedaan respons psikotis dan respons normalnya cukup hebat, dan meraka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respons simulasi komputer dan respons manusia. Colby dan para rekan-rekan penelitiannya, mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan tes tanya jawab (tes turing), dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai Parry menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoid dari keseluruhan respons.
Hasilnya mengindikasikan sulit dibedakan model dan pasien dalam setting yang sangat spesial.

NETtalk program ini memiliki jenis yang cukup berbeda, berdasarkan pada jaringan-jaringan neuron, sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski. Program ini akan mengeluarkan suara, ketika membaca dan menerjemahkan tulisan menjadi fenom-fenom. Setiap unit tulisan mengirimkan sinyal melalui koneksi yang sudah ditambahkan ke semua unit-unit tersembunyi.
Jika seluruh sinyal mampu mencapai unit tersembunyi melawati beberapa ambang pintu, unit tersebut lalu menjadi aktif sebelum mengirim sinyal pada unit fonem. Hasilnya adalah fonem yang menerima sinyal total terkuat. Ketika si “guru” memberitahukan NETtalk bahwa dia membuat kesalahan – di sana dia hanya bisa membaca “n” sebagai “m” misalkan, maka dia akan memperbaiki kesalahan tersebut dengan menyesuaikan setiap kekuatannya menurut alogaritma pembelajaran yang spesifik (Heppenheimer dalam Solso, 2007)


D.    Penggunaan AI Sebagai Expert System Yang Mendukung System Pengambilan Keputusan

Menurut Solso (2007) sistem yang berkinerja sebagai seorang ahli disebut juga sebagai sistem pakar atau expert system. Pada dasarnya, expert system adalah spesialis tiruan yang memecahkan masalah yang termasuk dalam keahliannnya. expert system telah dirancang untuk memecahkan masalah dalam bidang kedokteran, hukum, aerodinamis, dan hal-hal rutin yang sangat banyak yang biasanya membosankan kita, atau bahkan beberapa kasus yang sulit dipecahkan oleh manusia.
Sistem ini mengikuti aturan-aturan yang telah ada, yang sering kali menggunakan organisasi keputusan, tetapi bagaimana pun sistem ini hanya bisa memikirkan satu hal saja.
Expert system dalam bidang kesehatan misalnya mungkin tidak bisa melihat isi dari sebuah lubang di lantai, tetapi ia bisa membuat diagnosis yang akurat dan masuk akal pada manusia yang sedang menderita demam contohnya.
Ada sebuah program yang disebut Puff, program ini merupakan sebuah expert system yang dirancang untuk mendiagnosa kelainan parru-paru, seperti kanker paru-paru, dan berhasil mencapai keakuratan 89% - mendekali keakuratan seorang dokter yang berpengalaman dibidangnya.
Sistem ini memang selama ini lebih dikenal dalam bidang industri, militer, dan eksplorasi ruang angkasa. Mereka cukup baik dalam menjalankan tugas yang memang dirancang untuk mengerjakan tugasnya. Lebih menyenangkan lagi mereka tidak mengenal pemogokan dan menuntut gaji lebih, tidak keberatan jika harus bekerja tanpa henti, dan tidak meminta fasilitas kesejahteraan hidup.

Kesimpulan
(Contoh dan Analisi)

Ketika kita mendiskusikan tentang AI yang berkaitan dengan psikologi kognitif dan ilmu neurologi. Ide-ide dari bidang yang satu, misalnya ilmu neurologi, bisa digabungkan dengan bidang lainnya, misalnya AI, dan mungkin juga nantinya ide-ide lain yang muncul dari psikologi kognitif dapat diterapkan dalam kedua bidang lain tersebut.
Meskipun pengembangan AI didedikasikan untuk mengembangkan mesin yang bertindak seakan mereka pandai. Kebanyakan dirancang bertujuan untuk meniru proses kognisi manusia.
Contoh:
Seperti yang kita ketahui bahwa semua program atau arsitektur komputer membutuhkan bantuan operator atau user yang meskipun hanya berperan kecil, tetapi tetap membutuhkan kemampaun kognisi manusia untuk memerintahkan komputer tersebut dalam menjalani sesuai program ataupun perintah yang di input kedalam komputer tersebut, sehingga terbentuklah AI pada komputer yang menyerupai kognisi manusia.
Analisi:
Struktur kognitif pada manusia mencangkup keseluruhan proses psikologis, Neisser (dalam Solso, 2007) menunjukan dengan tepat kognisi manusia mengacu pada seluruh proses di mana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai, disimpan, diambil kembali, dan digunakan oleh orang itu sendiri tanpa bantuan orang lain.
Tidak seperti perangkat komputer yang harus membutuhkan operator atau user dalam melakukan sistem operasinya, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa manusia memiliki sistem kognitif yang jauh lebih sempurna dibandingkan sistem komputer yang hanya bisa beroperasi dengan bantuan external
AI dan psikologi kognitif telah membuat hubungan simbiosis, masing-masing bagian mendapat keuntungan dari peningkatan bagian lainnya. Peningkatan pada cara-cara untuk meniru secara persisi persepsi manusia, ingatan, bahasa, dan pikiran, tergantung pada pengertian bahwa proses ini dicapai oleh manusia. Perkembangan AI meningkatkan pentingnya memahami kognisi manusia.

Daftar Pustaka

Solso, R.L., Maclin, O.H. Maclin, M.K. (Eds.). (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.


Rabu, 09 Oktober 2013

Tugas 2. Arsitektur Komputer & Struktur Kognitif Manusia

A. Pengertian Arsitektur Komputer
Bagaimana pengertian arsitektur komputer?

Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak-biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing–masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll). Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll. Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya (Wikipedia, 2013).

B. Struktur Kognisi Manusia
Bagaimana stuktur kognisi manusia?
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses atau struktur yang dibangun pada kognisi manusia merupakan hal yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi cukup beragam, di antaranya adalah psikologi, filsafat, komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan. Kepercayaan atau pengetahuan seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada akhirnya memengaruhi perilaku atau tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka (Wikipedia, 2013).

C. Kaitan Antara Struktur Manusia dan Arsitektur Komputer
Bagaimana menjelaskan dan memahami kaitan antara struktur kognitif manusia dan arsitektur komputer?
Menurut Solso, dkk(2007) Kognitif manusia sangat erat kaitannya dengan memperoleh dan memproses informasi mengenai dunia, cara informasi tersebut disimpan dan diproses oleh otak, cara seseorang menyelesaikan masalah, berpikir dan menyusun bahasa, dan bagaimana proses-proses ini ditampilkan dalam perilaku yang dapat diamati.
Struktur kognitif pada manusia mencangkup keseluruhan proses psikologis, Neisser (dalam Solso, 2007) menunjukan dengan tepat kognisi manusia mengacu pada seluruh proses di mana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai, disimpan, diambil kembali, dan digunakan, jelaslah bahwa struktur kognisi dilibatkan dalam keseluruhan hal yang mungkin dilakukan oleh manusia manusia.
Maka, kaitan antara struktur kognitif manusia dan arsitektur komputer dibabarkan oleh seorang ahli yang dapat dipandang sebagai bapak psikologi kognitif yakni George Miller (dalam Basuki, 2008). Setelah meneliti tentang statistical learning theory, teori informasi dan usaha menstimulasi jiwa manusia (human mind) dengan komputer. Miller sampai pada kesimpulan bahwa behaviorisme tidak cocok. Menurutnya, terdapat kesamaan anatara beroperasinya komputer dengan human mind seperti proses untuk memperoleh pengetahuan (input) dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.
D. Kelebihan dan Kelemahan Arsitektur Komputer dibandingkan Struktur Kognisi Manusia.

Tentu segala sesuatunya memiliki kelebihan serta kekurangan yang selalu dimiliki baik manusia ataupun komputer canggih sekalipun. Mari, kita observasi lebih lanjut mengenai kekurangan dan kelebihan antara arsitektur komputer dan struktur kognisi manusia.

Kelebihan arsitektur komputer:
a. Arsitektur komputer memiliki perangkat keras (hardware) yang mampu menyimpan begitu banyak data ataupun file sehingga dapat dilihat kapanpun dengan akurasi catatan yang sama persis ketika dibuat.
b. Pada manusia processor bisa disamakan cara kerjanya dengan otak, inilah kelebihan pada arsitektur komputer dapat menggunakan processor lebih dari satu.
c. Komputer mampu membukan atau menjalankan program apilikasi lebih dari satu.

Kekurangan arsitektur komputer:
a. semakin banyak perangkat keras (hardware) yang dipasang dalam suatu arsitektur komputer, semakin besar ruang (space) yang dibutuhkan tentu akan mempersulit dalam membawanya.
b. semakin kompleks dan rumit suatu arsitektur komputer maka semakin mahal biaya yang harus dikeluarkan.
c. perangkat elektronik manapun tentunya harus menggunakan sumber daya listrik yang cukup untuk mengoperasikan suatu perangkat tersebut, hal ini juga berlaku untuk arsiktektur komputer yang menggunakan listrik yang cukup besar.

Kelebihan struktur kognisi manusia:
a. Struktur kognisi manusia memiliki sifat yang dinamis, sehingga mampu memproses informasi jauh lebih baik dalam persoalan yang rumit.
b. Kognisi manusia mampu belajar hal baru dengan cepat.
c. Mampu membayangkan atau memvisualisasikan suatu hal dengan baik.
d. Mampu menggunakan proses nalar dalam memecahkan permasalahaan.

Kekurangan struktur kognisi manusia:
a. tidak mampu mengingat dalam jangka panjang secara detail.
b. perlu waktu untuk mengingat kembali hal yang sudah lama tersimpan.
c. terkadang tidak mampu mengingat suatu hal yang baru saja terjadi beberapa waktu yang lalu, karna kurangnya konsentrasi dalam menginput informasi tersebut.



Contoh dan analisis:

Sumber gambar: google.com


Contoh Kasus:
Seperti yang kita ketahui bahwa semua arsitektur komputer harus membutuhkan bantuan operator atau user yang meskipun hanya sebagian kecil sekalipun, tetapi tetap membutuhkan manusia untuk memerintahkan komputer tersebut dalam menjalani sesuai program atau perintah yang diinput.
Analisis:
Struktur kognitif pada manusia mencangkup keseluruhan proses psikologis, Neisser (dalam Solso, 2007) menunjukan dengan tepat kognisi manusia mengacu pada seluruh proses di mana input sensorik diubah, dikurangi, dimaknai, disimpan, diambil kembali, dan digunakan oleh orang itu sendiri tanpa bantuan orang lain.
Tidak seperti perangkat komputer yang harus membutuhkan operator atau user dalam melakukan sistem operasinya, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa manusia memiliki sistem kognitif yang jauh lebih sempurna dibandingkan sistem komputer yang hanya bisa beroperasi dengan bantuan external

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer
http://id.wikipedia.org/wiki/Kognisi
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: penerbit gunadarma
Solso, R.L., Maclin, O.H. Maclin, M.K. (Eds.). (2007). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga.

Tugas 1. Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi

Tugas 1
Sistem Informasi Psikologi

A. Pengertian Informasi 
Bagaimana pengertian informasi sehingga dapat berinteraksi dengan sistem ?

Banyak dari kita sering mendengar, membaca ataupun menggunakan istilah "informasi", "dunia informasi," ataupun “teknologi informasi yang dalam bidang ilmu informasi dan ilmu komputer sangat sering menjadi sorotan. Akan tetapi kata "informasi" sering dipakai tanpa pertimbangan yang cermat mengenai berbagai arti yang dimilikinya (Wikipedia, 2013).

Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (dalam Wikipedia, 2013) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Jadi, informasi adalah pesan berupa ucapan atau ekspresi ataupun kumpulan pesan yang terdiri dari simbol-simbol berupa angka, huruf, gambar dan lain sebagainya, yang memiliki makna sehingga dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan tersebut (Wikipedia, 2013).

Istilah "sistem" sering kali kita dengar dalam kesaharian, atau juga dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut (Wikipedia, 2013).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kaitannya informasi dengan sistem adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi (Wikipedia, 2013).

B. Pengertian Sistem Informasi Psikologi 
Bagaimana penggunaan sistem informasi dalam psikologi?

Menurut Wundt (dalam Basuki, 2008) psikologi merupakan ilmu tentang kesadaran manusia. Selain itu psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah (Wikipedia, 2013).
Penggunaan sistem informasi dalam bidang psikologi belakangan ini cukup banyak. Mari kita lihat contoh kasus atau penerapannya dalam keseharian.


Salah satunya dalam hal penggunaan Sistem informasi dalam bidang psikologi sangat terlihat dalam e-counselling. Hal ini tentunya lebih memudahkan proses konseling antara konselor dengan kliennya, sehingga jarak dan waktu tidak lagi menjadi penghalang dalam proses konseling.

Sumber gambar: http://www.griefencounter.org.uk


Ada lagi penerapan sistem informasi dalam psikotest, di era informasi saat ini penggunaan sistem informasi dalam melakukan psikotest semakin meluas mulai dari psikotest untuk anak-anak sampai dengan level karyawan.

Sumber gambar: http://wwsmothhitam.blogspot.com


Berikut diatas adalah beberapa contoh dari penggunaan sistem informasi dalam psikologi.
Maka dari itu, analisisnya dalam penggunaan sistem informasi dibidang psikologi adalah sangat penting, yang dimana penggunaan teknologi sudah sangat meluas, sehingga penggunaan cara manual sudah menjadi semakin ketinggalan, hal ini perlunya pengembangan sistem informasi dalam mendukung dan mengembangkan berbagai aspek-aspek dibidang psikologi, dengan catatan semua itu harus melalui prosedur dan tahapan ilmiah sehingga tidak mengurangkan realibilitas dan validitas.

Referensi:
Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: penerbit gunadarma
http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
http://stie-kusumanegara.ac.id
http://www.griefencounter.org.uk
http://wwsmothhitam.blogspot.com

Jumat, 10 Mei 2013

Kisah Inspiratif "Beruntung itu Bukan dari Fisik Mu tapi Karna Usaha Mu"


Sejak jaman dahulu, masyarakat Tionghoa sangat menekankan nilai-nilai positif daripada pola hidup “rajin, hemat dan tahan susah”, tak peduli berada di negara mana pun, selalu saja mengand...alkan kerja keras, makanya kebanyakan dari warga Tionghoa berhasil menggapai kesuksesan di berbagai belahan dunia.

Namun sekarang angin barat telah berhembus ke timur, pola hidup yang menekankan konsumsi dan kenikmatan perlahan-lahan mulai menggantikan pola pemikiran “rajin dan hemat pangkal kaya”; kehidupan bermewah-mewahan dari banyak orang sebetulnya dibangun pada landasan yang rentan, membuatnya mudah goyah dan sulit tenang.

Di daerah Yunlin Taiwan ada sepasang ibu dan anak dengan keterbelakangan mental, anak bernama A Yi sangat rajin, setiap hari pulang pergi dengan bersepeda menempuh jarak 20 kilometer untuk bekerja sebagai pemindah kotak karton di “Pabrik Harapan” bagi penyandang cacat fisik dan mental; ibunya juga ikut mengajukan diri kepada pemilik pabrik untuk bekerja sebagai pekerja kasar, tetapi pemilik pabrik khawatir kalau usianya sudah sangat lanjut, dia menjawab: “Kalau puteraku sanggup memindahkan barang, saya juga sanggup memanggulnya.”

Kedua ibu dan anak ini menggunakan hati yang murni dan jernih untuk menutupi cacat lahir mereka, mereka dengan kerja jasmani mencukupi kebutuhan hidup sendiri; bukan saja tidak membutuhkan bantuan sanak keluarga dan teman lagi, bahkan mereka mampu hidup hemat untuk menyisihkan uang dan menyumbangkannya ke Tzu Chi demi membantu orang lain; benar-benar membuat orang merasa kagum dan terharu.

Kuli pengangkut barang berlengan tunggal yang tidak ditaklukkan oleh kesulitan

Di Tiongkok ada seorang ayah yang berlengan tunggal, selama 21 tahun ini dia membesarkan kedua orang puteranya seorang diri. Semula dia adalah seorang pekerja tambang batu bara, namun dia kehilangan sebuah lengan dalam suatu kecelakaan, kemudian dia pergi ke Gunung Huashan untuk bekerja sebagai kuli pengangkut barang, dalam sehari dia mengangkut barang sebanyak dua kali perjalanan, setiap kali perjalanan memikul beban lebih dari 70 kg dan menghabiskan waktu selama dua jam lebih dalam mendaki anak tangga setinggi 1.100 meter untuk menghantarkan bahan kebutuhan hidup ke atas gunung.

Jika kuli pengangkut barang lain bisa sebelah tangan berpegang pada rantai, sebelah tangan lagi menyangga pada tongkat, mendaki ke atas gunung dengan hati-hati; namun dia hanya memiliki sebuah lengan, dia terpaksa menggunakan dua jari tangan untuk memegang tongkat dan tiga jari tangan mengait pada rantai besi, membungkukkan badan untuk menahan beban sampai ke atas gunung. Kerja kerasnya ini hanya mendapatkan imbalan sebanyak sembilan puluhan ribu rupiah perhari. Ketika puteranya yang bekerja di luar daerah pulang ke rumah, dia pernah sekali menemani sang ayah bekerja, ada beberapa kali puteranya ini menangis ingin menggantikan sang ayah memikul barang; namun sang ayah tidak ingin anaknya mengalami kesusahan ini dan berkata pada anaknya: “Asalkan kamu memiliki cita-cita tinggi dan berprilaku benar, maka kesusahan ini akan ada nilainya.”

Tak peduli kondisi luar bagaimana, asal setiap orang dapat meningkatkan taraf batin masing-masing, menunaikan kewajiban dengan baik, menjaga sebuah niat pikiran baik, tahu untuk mengatasi kesulitan, bukannya ditaklukkan oleh kesulitan, maka masyarakat ini baru bisa aman dan selamat; jika semua orang bersatu hati dan bergotong royong, tentu akan dapat sama-sama menciptakan masyarakat yang damai dan makmur. Sebaliknya jika dilihat pada masyarakat jaman sekarang, banyak orang tidak mau hidup menghadapi kesusahan, atau jika menemui sedikit kesusahan, lalu merasa semua orang bersalah padanya; “cacat batiniah” pada manusia dapat menyebabkan “bencana batiniah” pada masyarakat.

Saya berharap agar batin setiap manusia dalam masyarakat dapat lebih “murni dan bajik” --- setiap orang berpanutan pada orang yang telah bertekad luhur; dalam pola kehidupan yang rajin dan hemat, berusaha menaklukkan nafsu keserakahan dan kemalasan, serta membangkitkan kondisi batin yang aktif, dapat menggenggam setiap detik untuk bersumbangsih demi masyarakat.


"Siapa pun Kamu, bagaimana pun kondisi Kamu, tak peduli seburuk apapun itu, bukanlah hal yang dapat menghalangi kesuksesan Mu, sesungguhnya hal yang membuat seseorang bisa berhasil atau tidaknya adalah Usaha Mu sendiri"
-Robert Yusnanto CH, CHt.

Sumber: Surya Lie (dalam Tzu Chi, 2012)
 

Minggu, 17 Maret 2013

PSIKOTERAPI (1)


A. Psikoterapi

Menyembuhkan orang sakit melalui pengaruh hubungan antara seorang dengan orang lain sudah dilakukan, setua umur manusia di dunia ini. Jauh sebelum ditemukan cara pengobatan untuk menyembuhkan orang sakit, sudah disadari adanya pengaruh yang bisa diberikan untuk mempengaruhi sesuatu penyakit, dengan menanamkan atau meningkatkan perasaan sehat. Dilihat dari sudut pandang ini, jelas sekali bahwa bentuk penyembuhan yang kemudian dikenal dengan psikoterapi, yang pada hakekatnya sudah lama sekali dilakukan. Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau sebenarnya: jiwa dan “therapy” dari bahasa Yunani yang berati “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sederhana adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang. Beberapa tokoh berpendapat tentang psikoterapi adalah sebagai berikut:
  1. Menurut Klaus Grawe (dalam Raymond J. Corsini & Danny Wedding), mengatakan bahwa, “psychotherapy, as far as it leads to substantial behavior change, appears to achieve its effect through changes in gene expression at the neuronal level”. Artinya adalah Psikoterapi, sejauh itu mengarah pada perubahan perilaku yang substansial, nampaknya dapat mencapai efek tertentu melalui perubahan dalam ekspresi gen pada tingkat neuronal.
  2. Menurut Raymod J. Corsini dalam bukunya Current Psychotherapies edisi 8, menyebutkan bahwa ”psychotherapy is a formal process of interaction between two parties, each party usually consisting of one person but with the possibility that there may be two or more people in each party, for the purpose of amelioration of distress in or malfunction: cognitive functions (disorders of thingking), affective functions (suffering or emotional discomforts), or behavioral functions (inadequacy of behavior)”. Artinya adalah bahwa psikoterapi adalah suatu proses interaksi formal antara dua individu, yang masing-masing pihak biasanya terdiri dari satu orang tetapi dengan kemungkinan bahwa bisa saja ada dua orang atau lebih dari masing-masing pihak, yang bertujuan untuk mengatasi perasaan tertekan atau atau suatu gangguan, seperti: fungsi kognitif (gangguan berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau ketidaknyamanan emosional), atau disfungsi perilaku (perilaku menyimpang).

Dari kedua tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa psikoterapi merupakan suatu proses interaksi formal antara dua individu atau lebih yang mengarah pada perubahan perilaku yang substansial dan lebih baik dari suatu gangguan tertentu seperti: fungsi kognitif (gangguan berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau ketidaknyamanan emosional), atau disfungsi perilaku (perilaku menyimpang).

B. Tujuan dari Psikoterapi

Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi:
  1. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamika menurut Ivey, et al (dalam singgih, 2007) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
  2. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikanalisis menurut Corey (dalam singgih, 2007) dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekankan melalui pemahaman intelektual.
  3. Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (dalam singgih, 2007) sebagai berikut: agar seseorang lebih menyadari  mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seserorang.

Dari ketiga tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan psikoterapi adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu yang disadari, merekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat, agar seseorang lebih menyadari  mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seserorang.

C. Unsur Psikoterapi

Menurut Masserman (dalam residen bagian psikiatri UCLA, 1997) menyatakan ada tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencangkup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, dalam hal ini antara lian:
  1. peran sosial (“martabat”) psikoterapis
  2. hubungan (persekutuan terapeutik)
  3. hak
  4. retrospeksi
  5. re-edukasi
  6. rehabilitasi
  7. resosialisasi, dan
  8. rekapitulasi

D. Perbedaan Psikoterapi dengan Konseling

Menurut Thompson & Rudolph (dalam singgih, 2007) perbedaaannya adalah:

Konseling untuk:                                             Psikoterapi untuk:
1. Klien.                                                          1. Pasien.
2. Gangguan yang kurang serius.                      2. Gangguan yang serius.
3. Masalah: jabatan, pendidikan, dll.                3. Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan.                                                             
4. Berhubungan dengan pencegahan.               4. Berhubungan dengan penyembuhan.
5. Lingkungan pendidikan dan non-medis.       5. Lingkungan medis.
6. Berhungan dengan kesadaran                      6. Berhubungan dengan ketidak sadaran.
7. Metode pendidikan.                                    7. Metode penyembuhan.

E. Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illnes

Menurut Singgih (2007), dibahas 4 pendekatan, antara lain:
1. Pendekatan psikoanalitik, pendekatan afektif, pendekatan behavioristik dan pendekatan kognitif.

F. Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama terapi antara lain:
1. Teknik Terapi Psikoanalisa
    Menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id.
2. Teknik terapi perilaku
    Terapi yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu
3. Teknik terapi kognitif
    Berfokuskan pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitif style.
4. Teknik terapi humanistik
   Membantu individu untuk menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal.
5. Teknik terapi integritas
   Memilih dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal.
6. Teknik terapi kelompok dan keluarga
    Terapi ini memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilaku dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedangkan terapi keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau orangtua anak untuk menangani masalahnya.

Daftar pustaka:

Gunarsa, Singgih. (2007). Konseling dan Terapi. PT.BPK Gunung Mulia: Jakarta
Residen Psikiatri UCLA. (1997). Buku Saku Psikiatri. Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Ludin, Abu Bakar. (2010). Dasar-Dasar Konseling. Citapustaka Media Perintis: Bandung
Corsini, R,J & Wedding, D. (2008). Current Pschotherapies. Edisi 8. Brooks/cole: USA
Corsini, R,J & Wedding, D. (2011). Current Pschotherapies. Edisi 9. Brooks/cole: USA