A. Psikoterapi
Menyembuhkan orang sakit melalui pengaruh hubungan
antara seorang dengan orang lain sudah dilakukan, setua umur manusia di dunia
ini. Jauh sebelum ditemukan cara pengobatan untuk menyembuhkan orang sakit,
sudah disadari adanya pengaruh yang bisa diberikan untuk mempengaruhi sesuatu
penyakit, dengan menanamkan atau meningkatkan perasaan sehat. Dilihat dari
sudut pandang ini, jelas sekali bahwa bentuk penyembuhan yang kemudian dikenal
dengan psikoterapi, yang pada hakekatnya sudah lama sekali dilakukan. Psikoterapi
yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis
mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind” atau
sebenarnya: jiwa dan “therapy” dari bahasa Yunani yang berati “merawat” atau
“mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sederhana adalah “perawatan
terhadap aspek kejiwaan” seseorang. Beberapa tokoh berpendapat tentang
psikoterapi adalah sebagai berikut:
- Menurut
Klaus Grawe (dalam Raymond J. Corsini & Danny Wedding), mengatakan bahwa, “psychotherapy,
as far as it leads to substantial behavior change, appears to achieve its
effect through changes in gene expression at the neuronal level”. Artinya
adalah Psikoterapi, sejauh itu mengarah pada perubahan perilaku yang
substansial, nampaknya dapat mencapai efek tertentu melalui perubahan
dalam ekspresi gen pada tingkat neuronal.
- Menurut
Raymod J. Corsini dalam bukunya Current
Psychotherapies edisi 8, menyebutkan bahwa ”psychotherapy is a formal process of
interaction between two parties, each party usually consisting of one
person but with the possibility that there may be two or more people in
each party, for the purpose of amelioration of distress in or malfunction:
cognitive functions (disorders of thingking), affective functions
(suffering or emotional discomforts), or behavioral functions (inadequacy
of behavior)”. Artinya adalah bahwa psikoterapi adalah suatu proses
interaksi formal antara dua individu, yang masing-masing pihak biasanya
terdiri dari satu orang tetapi dengan kemungkinan bahwa bisa saja ada dua orang
atau lebih dari masing-masing pihak, yang bertujuan untuk mengatasi
perasaan tertekan atau atau suatu gangguan, seperti: fungsi kognitif
(gangguan berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau ketidaknyamanan
emosional), atau disfungsi perilaku (perilaku menyimpang).
Dari kedua tokoh diatas dapat
disimpulkan bahwa psikoterapi merupakan suatu proses interaksi formal antara
dua individu atau lebih yang mengarah pada perubahan perilaku yang substansial
dan lebih baik dari suatu gangguan tertentu seperti: fungsi kognitif (gangguan
berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau ketidaknyamanan emosional), atau disfungsi
perilaku (perilaku menyimpang).
B. Tujuan dari Psikoterapi
Berikut ini akan diuraikan
mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik
psikoterapi:
- Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan psikodinamika menurut Ivey, et al (dalam
singgih, 2007) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu yang
disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian
yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang
lama.
- Tujuan
psikoterapi dengan pendekatan psikanalisis menurut Corey (dalam singgih,
2007) dirumuskan sebagai: membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi suatu
yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik
yang ditekankan melalui pemahaman intelektual.
- Tujuan
psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al
(dalam singgih, 2007) sebagai berikut: agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung
jawab terhadap arah kehidupan seserorang.
Dari ketiga tokoh diatas dapat
disimpulkan bahwa tujuan psikoterapi adalah membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi suatu yang disadari, merekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap
kejadian-kejadian yang sudah lewat, agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab
terhadap arah kehidupan seserorang.
C. Unsur Psikoterapi
Menurut Masserman (dalam residen bagian psikiatri
UCLA, 1997) menyatakan ada tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencangkup
unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, dalam hal ini antara lian:
- peran
sosial (“martabat”) psikoterapis
- hubungan
(persekutuan terapeutik)
- hak
- retrospeksi
- re-edukasi
- rehabilitasi
- resosialisasi,
dan
- rekapitulasi
D. Perbedaan Psikoterapi dengan Konseling
Menurut Thompson & Rudolph (dalam singgih,
2007) perbedaaannya adalah:
Konseling untuk: Psikoterapi
untuk:
1. Klien. 1. Pasien.
2. Gangguan yang kurang serius. 2. Gangguan yang serius.
3. Masalah: jabatan, pendidikan, dll. 3. Masalah kepribadian dan
pengambilan keputusan.
4. Berhubungan dengan pencegahan. 4. Berhubungan dengan penyembuhan.
5. Lingkungan pendidikan dan non-medis. 5. Lingkungan medis.
6. Berhungan dengan kesadaran 6. Berhubungan dengan
ketidak sadaran.
7. Metode pendidikan. 7. Metode
penyembuhan.
E. Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illnes
Menurut Singgih (2007), dibahas 4 pendekatan,
antara lain:
1. Pendekatan psikoanalitik, pendekatan afektif,
pendekatan behavioristik dan pendekatan kognitif.
F. Bentuk Utama Terapi
Bentuk utama terapi antara lain:
1. Teknik Terapi Psikoanalisa
Menekankan
fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan
agresif dari id.
2. Teknik terapi perilaku
Terapi
yang menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu
3. Teknik terapi kognitif
Berfokuskan
pada kemampuan pasien untuk mengembangkan cara berpikir melalui cognitif style.
4. Teknik terapi humanistik
Membantu
individu untuk menyadari diri yang sesungguhnya dan memecahkan masalah mereka
dengan intervensi terapis yang minimal.
5. Teknik terapi integritas
Memilih
dari berbagai teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu, ketimbang
mengikuti dengan kaku satu teknik tunggal.
6. Teknik terapi kelompok dan keluarga
Terapi
ini memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilaku dalam
interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedangkan terapi
keluarga adalah terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri atau orangtua
anak untuk menangani masalahnya.
Daftar pustaka:
Gunarsa, Singgih. (2007). Konseling dan Terapi. PT.BPK Gunung Mulia: Jakarta
Residen Psikiatri UCLA. (1997). Buku Saku Psikiatri. Buku Kedokteran
EGC: Jakarta
Ludin, Abu Bakar. (2010). Dasar-Dasar Konseling. Citapustaka Media Perintis: Bandung
Corsini, R,J & Wedding, D. (2008). Current Pschotherapies. Edisi 8. Brooks/cole:
USA
Corsini, R,J & Wedding, D. (2011). Current Pschotherapies. Edisi 9.
Brooks/cole: USA